Menurut Pusat Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Indonesia (ICCSC), Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Dalam pernyataan yang diberikan di New Delhi, India, pada hari Jumat, Executive Director ICCSC Belladonna Troxylon Maulianda menyatakan, “Visi kami adalah menjadikan Indonesia sebagai pelopor dan pemimpin dalam pusat CCS di kawasan. Kami terus berkolaborasi sebagai katalisator, mempromosikan, dan mendorong percepatan penerapan CCS di Indonesia.”
Menurut ICCSC, Indonesia berada di tempat yang strategis secara geografis dan geologis di wilayah Asia Pasifik, di mana pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan berlangsung dengan cepat dalam beberapa dekade mendatang. Selain itu, karena geologinya yang kaya, akuifer asin Indonesia dapat menyimpan CO2 hingga 80 persen.
Teknologi CCS telah terbukti mengurangi emisi di beberapa industri yang paling banyak menghasilkan emisi, seperti manufaktur, pembangkit listrik, petrokimia, baja, semen, dan lainnya. Hal ini berpotensi membantu mengatasi pemanasan global, mengurangi jumlah karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer, dan mengarahkan Indonesia ke arah tujuan yang lebih hijau.
Namun, Belladonna mengakui bahwa pelaksanaan CCS di Indonesia menghadapi banyak tantangan, seperti tata kelola dan peraturan, kolaborasi bisnis, insentif fiskal yang menguntungkan, transportasi karbon, teknologi berskala industri, dan pengembangan pusat CCS yang menghubungkan berbagai sumber emisi ke lokasi penyimpanan.
Belladonna mengatakan, “Kolaborasi dan komitmen aksi yang kuat dari pemerintah Indonesia, lembaga akademik, sektor swasta, dan masyarakat memainkan peran penting dalam mendorong penerapan CCS di Indonesia.”
ICCSC adalah contoh kerjasama PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil dalam pengembangan pusat CCS di Indonesia.
Pusat CCS ini akan membantu program pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission, NZE) dan dekarbonisasi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, “Lapangan Jatibarang, yang merupakan wilayah kerja Pertamina EP di Cirebon, Jawa Barat, merupakan salah satu peran aktif Pertamina dalam penerapan studi CCS/CCUS (storage carbon capture/carbon capture utilization and storage).”
Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall mengatakan bahwa ExxonMobil masih meninjau kemungkinan pusat CCS di Indonesia.
“Indonesia berpotensi menjadi garda terdepan dalam pertumbuhan industri rendah karbon di kawasan ini jika mereka bekerja sama dengan baik. Ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sambil menghadapi tantangan perubahan.”