Menteri Ketenagakerjaan : Kebijakan “Link and Match” sebagai Solusi untuk Mengurangi Kesenjangan Pasar Kerja
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menekankan bahwa masalah utama ketenagakerjaan di Indonesia. Tidak hanya terletak pada ketidaksesuaian antara ketersediaan dan permintaan tenaga kerja. Tetapi juga perlunya meningkatkan kualitas dan relevansi keterampilan pekerja. Ia menunjukkan bahwa transformasi digital akan menjadi faktor utama dalam dunia kerja untuk masa depan.
Ida Fauziyah mengatakan hambatan utama menyediakan tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan industri yang terus meningkat adalah kurangnya keterampilan digital. Pekerjaan yang memanfaatkan teknologi digital seperti. Kecerdasan buatan, analisis data, dan pengembangan perangkat lunak akan semakin meningkat dalam permintaan tenaga kerja.
“Kita tidak hanya perlu mengejar jumlah tenaga kerja yang memasuki pasar. Tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja modern,” katanya.
Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan. Ada Fauziyah menyoroti bahwa tidak hanya keterampilan teknis yang diperlukan. Tetapi juga soft skills seperti analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan komunikasi efektif.
Ia menekankan bahwa kebijakan link and match ketenagakerjaan tidak hanya bertujuan untuk mengatasi perbedaan antara pasokan dan permintaan tenaga kerja. Tetapi juga untuk membentuk karyawan yang siap untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia kerja. Oleh karena itu, digitalisasi layanan pasar kerja dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait sangat penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia fleksibel dan bersaing di tingkat global.
Untuk meningkatkan relevansi keterampilan, Kemnaker bekerja sama dengan industri dan lembaga pendidikan untuk menyesuaikan program pelatihan dan sertifikasi dengan kebutuhan pasar kerja. Ada Fauziyah menyatakan bahwa membangun ekosistem pasar kerja yang inklusif dan responsif terhadap kemajuan teknologi merupakan langkah penting untuk mengatasi kesenjangan yang ada.
Menurut Menaker Ida Fauziyah, kebijakan link and match ketenagakerjaan menunjukkan komitmen Indonesia untuk menyediakan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengelola tantangan ketenagakerjaan yang kompleks. Oleh karena itu, diharapkan dapat dibangun ekosistem ketenagakerjaan yang inovatif, adaptif, dan memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan peluang di era industri 4.0 yang semakin mendominasi.