Indonesia Mengajukan Seruan Penyelamatan Makanan pada APEC PPFS 2024 di Peru
Dalam acara Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Policy Partnerships on Food Security (PPFS) 2024 di Peru, Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajukan seruan untuk tindakan penyelamatan makanan atau Call Up Action for Food Rescue.
Di Jakarta pada Rabu (28/2), Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, menyatakan, “Untuk melengkapi dan mengimbangi enam prinsip yang menekankan aspek efisiensi, Bapanas menyarankan tambahan prinsip FLW dengan mempertimbangkan potensi besar pangan yang terbuang yang sebenarnya bisa dialokasikan kepada kelompok yang lebih membutuhkan.”
Nita adalah Ketua Delegasi Indonesia di 21st APEC Policy Partnerships on Food Security (PPFS) 2024 dan Dialogue on TOR dengan tema Empower, Include, Grow, yang berlangsung di Lima, Peru, pada 24-26 Februari.
Salah satu prinsip PPFS 2024, menurut dia, adalah Call Up Action for Food Rescue, yang diusulkan oleh Bapanas. Tujuannya adalah untuk mendorong upaya kolektif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan peningkatan gizi di kawasan Asia Pasifik dengan mencegah dan mengurangi hilangnya makanan dan limbah (FLW).
Selain itu, Nita mengatakan bahwa usulan tersebut sejalan dengan penelitian tentang hubungan antara penggunaan FLW sebagai strategi pengurangan kerawanan pangan dan gizi.
Nita menambahkan, “Dan didukung oleh data dari Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2023 yang menunjukkan jumlah orang yang mengalami kelaparan di kawasan Asia Pasifik setara dengan jumlah orang yang mengalami kelaparan di seluruh dunia.”
Meskipun demikian, Nita menekankan pentingnya mempertimbangkan keanekaragaman dan kearifan lokal, sarana prasarana yang disediakan oleh FLW, kolaborasi dengan berbagai stakeholder, dan pemberdayaan masyarakat.
Jelasnya bahwa pencegahan dan pengurangan FLW menjadi prioritas utama dalam kepemimpinan PPFS Peru 2024. Ini sejalan dengan fokus kebijakan Indonesia dalam mendukung transformasi sistem pangan untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi nasional.
Nita menyatakan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi dan menangani FLW dengan membuat kebijakan, sosialisasi, promosi, dan upaya penyelamatan pangan terkait, termasuk kolaborasi pentahelix.
Nita menambah, “Indonesia akan mendorong partisipasi sektor swasta dalam konteks PPFS.”
Dia menjelaskan bahwa PPFS adalah salah satu forum APEC yang berfokus pada penguatan kerja sama publik-swasta (PPP) untuk memecahkan masalah ketahanan pangan dan menjamin keberlanjutan sistem pangan di Asia Pasifik.