Dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN tentang Kejahatan Lintas Batas (AMMTC) ke-17, yang diadakan di Labuan Bajo, NTT, pada hari Selasa, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol. Aswin Siregar, menyatakan bahwa Indonesia telah meningkatkan kerja sama dalam penanganan masalah terorisme.
Di acara AMMTC Ke-17 di Labuan Bajo, masalah terorisme telah menjadi topik utama diskusi. Terorisme adalah jenis kejahatan yang tidak terbatas pada satu negara dan melintasi banyak negara, kata Aswin.
Aswin mengatakan pada hari Selasa di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, bahwa aspek terorisme dari satu kelompok dapat mengancam seluruh wilayah.
Aswin menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena banyak jaringan teroris dan organisasi teroris yang beroperasi di satu negara dan melintasi negara lain. Bahkan, terorisme memiliki dimensi global karena jaringannya menyebar di luar ASEAN dan di negara-negara di Timur Tengah.
Sehubungan dengan hal ini, Indonesia mendorong negara-negara ASEAN untuk berbagi informasi dan memahami ancaman terorisme.
Selain itu, kerja sama ini mencakup upaya untuk memerangi pendanaan terorisme, memerangi penyebaran ideologi atau informasi melalui media sosial, dan meningkatkan kapasitas dan kemampuan untuk menangani dan mencegah terorisme di wilayah ASEAN.
Aswin menyatakan bahwa Indonesia bersedia untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kemampuan dalam pencegahan, penegakan hukum, dan deradikalisasi setelah penegakan hukum.
Sesi pleno dilakukan pada hari Senin (21/8/2019) untuk membuka pertemuan AMMTC ke-17. Pada hari pertama, enam negara telah menandatangani nota kesepahaman untuk membantu menangani kejahatan lintas batas.
Selasa adalah hari kedua, di mana ada diskusi bersama dengan tiga mitra negara: China, Jepang, dan Korea Selatan.