Jokowi : Indonesia Ingin Memiliki Gedung Istana yang Bukan Peninggalan Kolonial
Bandung, Penjuru – Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) dilakukan karena masyarakat Indonesia menginginkan sebuah gedung Istana Presiden yang bukan merupakan peninggalan dari masa kolonial.
“Masyarakat ingin memiliki gedung Istana Presiden yang tidak berasal dari masa kolonial. Oleh karena itu, kita membangunnya sendiri menggunakan bahan-bahan produksi lokal dan tenaga kerja anak bangsa, yang akan menimbulkan rasa bangga dan harga diri,” ujar Presiden Joko Widodo di IKN, Kalimantan Timur, pada hari Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden dalam sambutannya saat acara peletakan batu pertama gedung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada hari Jumat.
Presiden Jokowi juga menambahkan bahwa saat menerima kunjungan tamu dari negara lain di Istana Kepresidenan, para tamu sering memuji gedung Istana yang dimiliki Indonesia.
Namun, Presiden Joko Widodo tidak bisa menyampaikan hal tersebut dengan bangga karena gedung Istana Kepresidenan Jakarta yang ada saat ini merupakan peninggalan kolonial Belanda. Hal yang sama juga berlaku untuk istana di Bogor, Yogyakarta, dan Cipanas.
Presiden menegaskan bahwa pembangunan Istana Presiden di IKN bertujuan agar bangsa Indonesia merasa bangga terhadap kemampuan sendiri dalam menciptakan sesuatu yang berkepribadian dan berakar dalam budaya.
Selain itu, Presiden juga mengundang masyarakat yang hadir di IKN untuk melihat langsung pembangunan IKN dari Gedung Istana Presiden, yang merupakan bangunan tertinggi di IKN, guna melihat transformasi pembangunan yang sedang berlangsung.
“Saya mengajak masyarakat untuk melihat IKN dari Gedung Istana Presiden agar bisa melihat bagaimana transformasi pembangunan IKN ini. Saya tidak tahu apakah masyarakat boleh masuk ke lokasi pembangunan Istana Presiden, tetapi saya sarankan untuk mencoba agar dapat melihat pembangunan IKN dengan lebih jelas,” ujar Presiden.
“Saya tidak tahu apakah boleh atau tidak masuk ke sana, tapi saya kira semua orang harus melihatnya dari sana. Saya sering melakukannya, mungkin saya bisa, tapi tidak tentu untuk masyarakat umum. Tapi saya sarankan untuk mencoba, karena akan terlihat,” tambah Jokowi.