“Jokowi Mendorong Lanjutan Hilirisasi Industri di Masa Depan”
Presiden Indonesia, Joko Widodo, mendorong presiden terpilih periode 2024-2029 agar melanjutkan hilirisasi industri yang sedang diterapkan oleh pemerintah saat ini. Pernyataan ini diungkapkan oleh Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Tahun 2023 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.
Meskipun mendapat tekanan dari Uni Eropa, WTO, dan IMF, Jokowi menegaskan pentingnya melanjutkan langkah hilirisasi. Dia juga berencana untuk menyampaikan pesan serupa kepada presiden berikutnya, mengingat pentingnya kelanjutan hilirisasi dalam menghindari kerugian.
Pemerintah diminta untuk terus menerapkan hilirisasi industri, termasuk menghentikan ekspor bahan mentah, meskipun Indonesia kalah dalam gugatan yang diajukan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan untuk menghapus kebijakan larangan ekspor nikel dan tidak memperluasnya ke komoditas lain.
Menurut perhitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, lanjutan hilirisasi diharapkan bisa meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia menjadi sekitar 10.500 dolar AS dalam 10 tahun, dan 15.800 dolar AS dalam 15 tahun ke depan.
Sebaliknya, jika hilirisasi dihentikan, Indonesia berisiko mengalami penurunan pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS pada tahun 2045, saat mencapai target Indonesia Emas.
Presiden Jokowi menekankan bahwa proses hilirisasi tidak hanya berlaku untuk komoditas tambang seperti nikel dan tembaga, tetapi juga melibatkan sektor pangan seperti rumput laut dan produk minyak kelapa sawit.
Indonesia, sebagai eksportir besar rumput laut, sering kali hanya mengekspornya dalam bentuk bahan mentah. Demikian pula dengan minyak kelapa sawit (CPO) yang memiliki produksi 46 juta ton per tahun; Jokowi mendorong industri untuk lebih memanfaatkannya menjadi produk jadi. Tujuan utama hilirisasi adalah meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan peluang kerja yang lebih luas.
Jokowi menyimpulkan dengan menegaskan bahwa “Visi Indonesia Emas 2045 adalah mencapai pendapatan per kapita sekitar 25.000 USD. Ini adalah tujuan kita, yang harus dijalankan tidak hanya sebagai visi besar, tetapi juga sebagai rencana taktis yang konkret.”