Jokowi Pastikan Stabilitas Ekonomi dan Politik RI di Tengah Gejolak Global
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penjelasan terkait kondisi ekonomi Indonesia yang tetap stabil meskipun dalam beberapa tahun terakhir negara ini menghadapi berbagai tantangan global yang signifikan. Dalam laporan yang disampaikan pada acara Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun Anggaran 2023 dan IHPS II Tahun 2023, yang digelar pada Senin (8/7/2024), Jokowi menyoroti beberapa faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia dan menekankan pentingnya peningkatan efisiensi dalam regulasi dan birokrasi.
Kondisi Global yang Bergejolak
Jokowi memaparkan bahwa Indonesia tidak lepas dari dampak ketidakpastian global yang disebabkan oleh berbagai faktor. Gejolak geopolitik, meningkatnya ketegangan dalam perang dagang, perubahan iklim yang ekstrem, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi latar belakang tantangan yang dihadapi. Ditambah dengan krisis ekonomi yang melanda beberapa kawasan, situasi global memang menjadi tantangan berat bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, Jokowi mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,11%, yang menunjukkan bahwa negara ini mampu mempertahankan stabilitasnya di tengah ketidakpastian global. “Alhamdulillah, kita patut bersyukur bahwa ekonomi dan politik Indonesia sangat stabil,” ujar Jokowi dalam laporannya.
Inflasi dan Pemilu 2024
Dalam laporan tersebut, Jokowi juga mengapresiasi stabilitas inflasi yang berhasil dicapai. Keberhasilan ini, menurutnya, tidak lepas dari koordinasi yang baik antara Bank Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, serta para kepala daerah. Stabilitas inflasi ini sangat penting karena berkontribusi pada kestabilan daya beli masyarakat dan menjaga kepercayaan investor.
Selain itu, Jokowi mencatat bahwa Pemilu 2024 berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan besar. Kelancaran proses pemilu menjadi salah satu indikator penting yang menunjukkan kestabilan politik di Indonesia, yang pada gilirannya mendukung iklim investasi dan pembangunan negara.
Tantangan untuk Pertumbuhan yang Lebih Tinggi
Meskipun ekonomi Indonesia tetap stabil, Jokowi menegaskan bahwa negara ini perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, Jokowi menekankan perlunya sikap yang lincah, cepat, dan taktis dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada. “Kita tidak boleh terjebak pada rumusan yang berfokus pada proses; kita harus lebih berani untuk fokus pada hasil,” ungkapnya.
Regulasi dan Birokrasi yang Rumit
Jokowi juga mengkritik masalah regulasi dan prosedur birokrasi yang dianggap tidak sinkron dan rumit. Menurutnya, banyak izin yang seharusnya sederhana justru digantikan dengan prosedur yang memerlukan pertimbangan atau rekomendasi tambahan, sehingga memperlambat proses administratif. “Izin yang diganti dengan pertimbangan, atau izin yang diganti dengan rekomendasi, sama saja, prosesnya tetap rumit. Ini berlaku baik di pusat maupun di daerah,” ujarnya.
Jokowi mengingatkan bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dan efisiensi dalam pembangunan, reformasi regulasi dan penyederhanaan birokrasi harus menjadi prioritas. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mempercepat proses investasi dan mempermudah pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan mereka.
Langkah ke Depan
Presiden Jokowi berharap bahwa dengan stabilitas yang ada dan reformasi yang dilakukan, Indonesia akan mampu mengatasi tantangan global dan domestik dengan lebih baik. Stabilitas politik dan ekonomi yang terjaga, ditambah dengan perbaikan dalam regulasi dan birokrasi, diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi di masa depan.
Dengan demikian, Jokowi mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam memajukan Indonesia, memanfaatkan setiap peluang, dan mengatasi setiap tantangan dengan cara yang lebih efisien dan efektif.
