Jusuf Kalla Menceritakan Pengalaman Perdamaian kepada Juru Damai Dunia
Saat menjadi pembicara dalam acara The Fifth EU Community of Practice on Peace Mediation (EU CoP) di Brussels, Belgia, pada Rabu (18/10), Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), berbagi pengalaman perdamaian dalam berbagai konflik di Indonesia kepada para juru damai dari seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut, JK menyoroti perundingan Aceh sebagai pelajaran penting, dan membahas bagaimana proses perdamaian telah berhasil di Poso dan Ambon. Dia juga membagikan pengalamannya sebagai mediator dan menekankan betapa pentingnya sikap netral dan keberanian seorang mediator, serta bagaimana peran mediator membangun kepercayaan antara pihak yang terlibat dalam konflik.
Seorang mediator harus siap terlibat langsung di lapangan, bukan hanya berbicara di ruangan, menurut JK. Keberanian, kepercayaan, dan netralitas adalah komponen penting yang memungkinkan seorang mediator melakukan tugasnya dalam meredakan konflik.
JK menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan konflik di Aceh tanpa gencatan senjata. Dia menyatakan bahwa, karena gencatan senjata dapat digunakan oleh pihak-pihak yang bertikai untuk memperkuat diri, itu tidak masuk dalam rencana perdamaian.
Dia percaya bahwa untuk mencapai perdamaian yang benar, senjata api harus dilepaskan. Selama senjata api masih ada, perdamaian akan sulit dicapai karena senjata api digunakan untuk membunuh satu sama lain.
JK menyatakan bahwa pemusnahan sekitar 900 senjata GAM (Gerakan Aceh Merdeka), yang disaksikan oleh Misi Pengawasan Aceh (AMM) Uni Eropa, merupakan bukti keseriusan kedua belah pihak untuk mencapai perdamaian di Aceh. Sebagai gantinya, 30 batalyon pasukan TNI ditarik kembali.
Sekarang, Aceh menjadi contoh keberhasilan proses perdamaian yang dijadikan studi kasus dan model perdamaian di banyak tempat, menurut JK.
Selain itu, JK menekankan pentingnya gagasan “kehormatan untuk semua”, atau menjaga kehormatan semua pihak yang terlibat dalam proses perdamaian. Dia menegaskan bahwa dalam proses perdamaian tidak boleh ada pihak yang merasa kehilangan harga diri.
The European External Action Service-Peace, Partnerships, and Crisis Management Directorate (PCM) akan menyelenggarakan Fifth EU CoP di Brussels, Belgia, pada tanggal 18–19 Oktober 2023.
Pada Rabu (18/10), JK menjadi pembicara pertama, berbicara tentang bagaimana dia berkomunikasi dengan Taliban dan bagaimana dia bekerja sebagai mediator dalam konflik di Afghanistan pada Kamis.