Kemenag Mendorong KUA untuk Menjaga Ketahanan Keluarga
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah mengambil langkah aktif dalam mendorong peran Kantor Urusan Agama (KUA) untuk mengurangi angka perceraian, dengan tujuan menjaga ketahanan keluarga di Indonesia.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, menegaskan bahwa upaya KUA perlu diperkuat. Hal ini merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan penurunan angka perceraian di Indonesia sebesar 10,2 persen pada tahun 2023, dengan total 463.654 kasus.
“KUA telah aktif melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai pentingnya kesiapan emosional, spiritual, dan finansial bagi calon pengantin, yang ternyata berdampak signifikan pada penurunan angka perceraian,” ungkapnya dalam pernyataan di Jakarta, hari Kamis.
Menurutnya, penurunan angka perceraian juga dipicu oleh berkurangnya jumlah pernikahan akibat Revisi UU Perkawinan yang mewajibkan usia minimal 19 tahun bagi perempuan yang akan menikah.
Oleh karena itu, Kamaruddin Amin mendorong KUA untuk terus aktif dalam menanggapi berbagai isu sosial guna memperkuat ketahanan keluarga.
“Jika keluarga menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan lain-lain, hal ini akan berdampak pada ketahanan keluarga,” katanya.
Selain itu, Kemenag akan terus meningkatkan kualitas kegiatan bimbingan perkawinan (bimwin).
Menurutnya, bimwin memiliki potensi untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap peran KUA, yang tidak hanya bertugas dalam hal pernikahan, tetapi juga berperan dalam menyelesaikan berbagai masalah sosial, seperti pernikahan usia dini, stunting, perceraian, dan kemiskinan ekstrem.
“Calon pengantin harus memahami secara mendalam makna, tujuan, dan persiapan dalam sebuah perkawinan agar dapat membentuk keluarga yang harmonis,” tambah Kamaruddin Amin.
Dorongan Kemenag terhadap peran KUA dalam menjaga ketahanan keluarga menjadi langkah penting dalam memperkuat fondasi keberlangsungan harmoni rumah tangga di Indonesia.
