Kemendag Berharap Kebijakan “Automatic Adjustment” Dicabut Pertengahan 2024
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap kebijakan automatic adjustment yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dapat dicabut pada pertengahan 2024 untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Didi Sumedi menyatakan bahwa Kemendag telah menyusun perencanaan anggaran untuk program-program yang akan dijalankan pada tahun 2024. Namun, keberadaan kebijakan automatic adjustment membuat Kementerian harus memprioritaskan program mana yang harus dipangkas.
“Kami telah merencanakan anggaran untuk tahun 2023, tetapi sekarang kami terpengaruh oleh kebijakan automatic adjustment dan faktor lainnya. Namun, kami berharap kebijakan ini dapat dicabut pada pertengahan tahun,” ujar Didi ketika ditemui di Semarang, Jawa Tengah, pada hari Selasa.
Didi menyampaikan bahwa kebijakan automatic adjustment secara tidak langsung mempengaruhi rencana kerja Kemendag, khususnya dalam upaya memperluas ekspor.
Anggaran Kemendag dapat digunakan untuk mempromosikan produk-produk Indonesia melalui perwakilan dagang di berbagai negara.
“Untuk tetap bersaing di pasar internasional, kami harus terus memasarkan produk-produk kami di luar negeri melalui berbagai kegiatan seperti pameran, misi dagang, dan lain sebagainya,” ungkap Didi.
Kebijakan automatic adjustment merupakan mekanisme pemblokiran sementara sebagian anggaran kementerian dan lembaga pada pagu belanja, sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kementerian dan lembaga diminta untuk memblokir sebagian anggaran yang belum menjadi prioritas pada awal 2024, dengan tujuan agar mereka dapat memprioritaskan belanja yang benar-benar penting.
Anggaran yang termasuk dalam kategori yang diblokir sementara meliputi honor dan belanja barang operasional. Namun, jika terdapat kebutuhan yang mendesak, kementerian dan lembaga dapat mengajukan permohonan untuk mengurangi kebijakan automatic adjustment pada Semester II/2024.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan perlunya adanya terobosan baru, tenaga terampil, dan anggaran yang mencukupi untuk meningkatkan penetrasi pasar di Amerika Latin dan pasar-pasar non-tradisional lainnya.
“Kami perlu fokus pada ini dan dukungan tenaga terampil serta anggaran yang memadai sangatlah penting,” ujar Zulkifli pada hari Selasa.
Zulkifli menambahkan bahwa Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk memperluas jangkauan pasar dari yang tradisional seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Eropa, ke pasar-pasar non-tradisional seperti Amerika Latin, Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah.
Namun demikian, nilai ekspor Indonesia masih stagnan di beberapa pasar seperti Afrika dan Amerika Latin.
Oleh karena itu, Kemendag berkomitmen untuk lebih fokus menggarap pasar-pasar yang pertumbuhannya cenderung lambat.