Kementerian Dalam Negeri Mendorong Kolaborasi untuk Pengembangan Kota Cerdas
Untuk menemukan solusi inovatif untuk pengembangan kota cerdas, Safrizal ZA, Kepala Badan Pengembangan Administrasi Wilayah (Dirjen Bina Administrasi Wilayah) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menekankan pentingnya kerja sama. Pernyataan ini diberikan pada penutupan pertemuan tingkat tinggi Jaringan Kota Cerdas ASEAN Jepang ke-5 di Tsukuba, Jepang, pada hari Kamis, 26 Oktober.
Saya mendukung kerja sama untuk memecahkan masalah dalam pembangunan kota cerdas dan menemukan solusi baru. Safrizal menyatakan di Jakarta pada hari Jumat bahwa diperlukan peningkatan kerja sama antara ASEAN dan Jepang dalam hal strategi pengurangan risiko bencana dan promosi program konkret.
Dia mencatat bahwa setiap aspek kehidupan manusia dipengaruhi oleh teknologi saat ini, dan kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan tantangan besar bagi pembangunan ekonomi nasional, ekonomi global, dan masyarakat umumnya.
Secara umum, kata Safrizal, memastikan keamanan dan kenyamanan adalah masalah umum yang sering dihadapi warga. Data PBB menunjukkan bahwa hampir 84 persen kota yang paling cepat berkembang menghadapi bencana ekstrem dan perubahan iklim, yang sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia.
Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim mengancam produksi pangan, kenaikan permukaan laut, dan faktor lain yang mengganggu keseimbangan lingkungan alam. Pada gilirannya, ini mempengaruhi ketahanan kota. Oleh karena itu, tata kelola kota yang cerdas sangat penting untuk membangun kota yang tangguh.
Selain itu, perencanaan tata ruang untuk pembangunan kota harus mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan fisik dan non-fisik serta elemen partisipatif. Menurut Safrizal, ada setidaknya enam prioritas untuk membangun kota yang tangguh dengan mempertimbangkan berbagai elemen.
Pertama, ketahanan infrastruktur; kedua, ketahanan sosial; ketiga, adaptasi terhadap perubahan iklim; dan keempat, tata kelola dan perencanaan kota.
Kelima, pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada teknologi hijau; dan terakhir, penggunaan data, analisis, dan teknologi kota cerdas untuk melacak dan menanggapi masalah.
Safrizal menekankan bahwa mencapai ketahanan perkotaan memerlukan komitmen kuat dari pemangku kepentingan kota, pembuat kebijakan, dan warga, dikombinasikan dengan kerja sama internasional untuk meningkatkan basis pengetahuan, pengalaman, dan pembiayaan.
Selama penutupan acara internasional ini, Safrizal mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang hadir dan berbagi pengetahuan mereka tentang masalah penting tentang ketahanan perkotaan dan pengurangan risiko bencana. Dia sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang atas upaya mereka yang luar biasa untuk menyelenggarakan pertemuan penting ini. Dia juga berterima kasih atas upaya mereka untuk mempertahankan kolaborasi luar biasa antara ASEAN dan Jepang dalam pengembangan dan kemajuan kota cerdas.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang hadir, baik dari pemerintah Jepang maupun negara-negara anggota ASEAN. Safrizal menyimpulkan, “Selama kepemimpinan Indonesia dalam Jaringan Kota Cerdas ASEAN tahun ini, kami akan terus mendorong kerjasama internasional untuk memperkuat upaya membuat ASEAN sebagai pusat pertumbuhan global.”
Pertemuan Tingkat Tinggi Jaringan Kota Cerdas ASEAN Jepang ke-5 ini diadakan di Tsukuba, Jepang—juga dikenal sebagai Kota Ilmu Jepang. Tsukuba adalah pusat pengembangan ilmu dan teknologi terkemuka di dunia, di mana terdapat Badan Antariksa Jepang dan pusat pengembangan ilmu dan teknologi terbesar di Jepang, Tsukuba Science City. Para delegasi juga dapat melakukan kunjungan lapangan di sana.