Kemendikbudristek : Bahasa Daerah, Kunci Pelestarian Budaya
E. Aminudin Aziz, Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyatakan bahwa mempertahankan bahasa daerah sangat penting untuk pelestarian budaya bangsa.
Di Jakarta, Rabu, dia menyatakan bahwa bahasa daerah harus dijaga bersama karena ini menjadi pertaruhan untuk pelestarian budaya bangsa. Dia yakin dengan inisiatif semua bahasa daerah yang kita revitalisasi dapat berjalan dengan baik.
Aziz menyatakan komitmen organisasinya untuk melestarikan berbagai bahasa lokal sebagai bahasa ibu melalui upaya revitalisasi.
Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2021, Badan Bahasa merevitalisasi lima bahasa daerah dengan 1,6 juta peserta, sementara pada tahun 2022, revitalisasi tersebut mencakup 39 bahasa daerah dengan 3 juta peserta.
“Kami telah merencanakan revitalisasi sebanyak 73 bahasa daerah dengan lebih dari 5 juta peserta pada tahun 2023,” katanya.
Franka Nadiem Makarim, Bunda Bahasa Ibu, juga meminta semua orang untuk berpartisipasi dalam menjaga bahasa ibu, dengan menekankan peran keluarga sebagai benteng yang dapat memperkuat kebinekaan bangsa.
Franka menekankan betapa pentingnya mempertahankan dan mengembangkan bahasa daerah sehingga generasi muda dapat berpartisipasi dalam kegiatan kreatif.
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN), yang dimulai pada 3 Mei 2024, merupakan bagian dari upaya untuk mendorong kreativitas dalam pelestarian bahasa daerah.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), akan membuka acara tersebut, yang dihadiri oleh bupati, gubernur, dan kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia.
Dengan upaya yang terus dilakukan oleh Kemendikbudristek dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, diharapkan bahasa daerah dapat terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.