Kemenhub Berusaha Memperkuat Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat telah menyelenggarakan latihan keamanan maritim atau yang dikenal sebagai “Maritime Security Exercise” dengan tujuan untuk memperkuat keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Jon Kenedi, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan ancaman terkait kode keamanan internasional terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan, atau yang lebih dikenal dengan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 11 hingga 13 Juni 2024, dan mencakup workshop serta simulasi respons terhadap ancaman keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Menurut Jon, kerja sama dengan Kedubes Amerika ini merupakan wujud nyata dari komitmen Direktorat KPLP untuk memperkuat sinergi antar lembaga dan antar negara, serta untuk meningkatkan kapabilitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan terkait ISPS Code.
Jon juga menjelaskan pentingnya penerapan ISPS Code dalam menjaga keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan, serta untuk memastikan kelancaran operasional. Sejak pemberlakuan ISPS Code pada tahun 2004, Ditjen Perhubungan Laut telah berupaya secara berkelanjutan untuk memastikan penerapan aturan keamanan internasional terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan.
Menurut Jon, ISPS Code memberikan landasan yang kuat dalam mengatur dan melaksanakan tindakan keamanan yang efektif, yang tidak hanya berdampak positif pada fasilitas pelabuhan di Indonesia tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan infrastruktur maritim di mata dunia.
Jon menambahkan bahwa tantangan keamanan maritim semakin kompleks dan membutuhkan tindakan yang tegas serta sinergi dari semua pihak terkait. Oleh karena itu, ia berharap bahwa workshop ini, yang melibatkan praktisi dari Pemerintah Amerika Serikat, akan memperoleh pemahaman mendalam tentang praktik terbaik dan strategi inovatif dalam mengelola keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan.
Sementara itu, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Jonathan Alan, menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia telah memiliki hubungan diplomatik yang kuat dalam penjagaan dunia maritim. Jonathan menekankan pentingnya konsistensi dan terobosan baru dalam menciptakan keamanan fasilitas pelabuhan yang optimal, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi maritim Indonesia.
Jonathan juga menyatakan kesiapan Amerika untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam perencanaan skenario, koordinasi, dan logistik. Dia juga mengumumkan rencana untuk mengirimkan lebih banyak delegasi ke Indonesia untuk berbagi pengetahuan terkait ISPS Code, sebagai bagian dari perayaan kemitraan AS dengan Indonesia yang telah berusia 75 tahun.
Pelatihan tersebut diikuti oleh 62 peserta dari berbagai instansi, termasuk empat Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama, Auditor ISPS Code, Disnav Surabaya, Pangkalan PLP Tanjung Perak, Polri, Satuan Siber TNI, Kemenhan, Lantamal V Surabaya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), Bea & Cukai Jatim, PT Pelindo I-IV, perusahaan pelayaran, pihak fasilitas Pelabuhan, dan Recognized Security Organization (RSO).