Kemenkes Mengenalkan 5 Inovasi untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin secara resmi meluncurkan lima inovasi terbaru untuk Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, dengan harapan dapat mengatasi masalah kekurangan SDM di Indonesia.
Dalam keterangannya di Jakarta pada hari Rabu, ia menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan, namun, fasilitas tersebut tidak dapat berjalan dengan baik tanpa SDM yang memadai.
“Masalah SDM kesehatan meliputi jumlah, distribusi, dan kualitas,” katanya.
Dia menekankan bahwa saat ini, rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia masih rendah, yaitu 0,46.
Rasio tersebut membuat Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki rasio dokter di atas 1 per 1.000 penduduk.
Menurutnya, akses kesehatan masih sulit karena tenaga medis dan tenaga kesehatan masih kurang, terutama di luar Pulau Jawa.
Oleh karena itu, Kemenkes mengembangkan inovasi terbaru untuk meningkatkan kualitas dan kemudahan tenaga kesehatan dalam memenuhi standar dan kualitas.
Inovasi pertama adalah perencanaan kebutuhan nasional tenaga medis dan kesehatan untuk menetapkan penempatan tenaga medis di seluruh wilayah.
Kedua adalah sistem informasi evaluasi kompetensi untuk tenaga medis dan kesehatan WNI dan WNA lulusan luar negeri agar diaspora dan WNA yang dibutuhkan dapat masuk Indonesia tanpa menunggu lama.
Ketiga adalah SATUSEHAT Satuan Kredit Profesi (SKP) yang terintegrasi dengan SATUSEHAT SDMK untuk mencapai kebutuhan SKP.
Keempat adalah Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan Berbasis Computer Assisted Test (CAT) agar tenaga kesehatan dapat ujian secara daring.
Kelima adalah STR “0” Rupiah yang akan memberikan STR secara gratis bagi seluruh WNI di Indonesia.
Menurutnya, berbagai upaya ini harus didukung oleh pemangku kepentingan dan tidak boleh dikendalikan oleh sentimen pribadi atau kepentingan golongan.