Sebuah program pelatihan medis untuk penyelam akan diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Divers Alert Network (DAN). Tujuan kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional medis untuk melayani wisatawan selam Indonesia.
Menurut Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, “DAN adalah organisasi yang telah terbukti berinovasi sejak pandemi dengan mengembangkan Protokol Kesehatan dan Keamanan (CHSE) khusus untuk wisata selam.”
Fisiologi lingkungan bawah air, kebugaran penyelaman, penyakit dekompresi, manajemen klinis sebelum dan setelah masuk rumah sakit, operasi di daerah terpencil, pertolongan pada cedera binatang laut berbahaya, dan keselamatan di ruang hiperbarik adalah beberapa topik pelatihan yang dibahas di Bali dari 21 hingga 24 Agustus.
Selama program ini, Kemenparekraf dan organisasi mitra juga menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan penilaian fasilitas hyperbaric chamber di Labuan Bajo, Manado, dan tempat wisata populer lainnya.
Hasil dari pelatihan ini adalah peningkatan keterampilan medis dan kemampuan untuk menangani cedera yang mungkin terjadi saat wisata selam. Tujuan dari program pelatihan ini adalah untuk membuat Indonesia menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk wisata selam.
Upaya promosi pariwisata Kemenparekraf tidak hanya menekankan keindahan bawah laut, tetapi juga meningkatkan rasa aman dan nyaman selama penyelaman dalam situasi darurat dan memberikan instruksi tentang prosedur penanganan darurat yang cepat dan tepat.
Lebih dari 50 peserta, terdiri dari dokter, perawat, teknisi medis, dan profesional selam dari berbagai lokasi selam di Indonesia, telah mengikuti pelatihan intensif selama empat hari yang mencakup berbagai aspek medis terkait penyelaman.
Kolaborasi antara Kemenparekraf dan organisasi penyelam ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kualitas pengalaman penyelaman para wisatawan di Indonesia.