Kemenperin-Dekranas Membimbing IKM Tenun Menuju Daya Saing yang Lebih Unggul
Kementerian Perindustrian telah bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam rangka memberikan pendampingan kepada industri kecil dan menengah (IKM) sektor tenun dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing industri tersebut.
Loemongga Agus Gumiwang, Wakil Ketua Harian I Dekranas, menyatakan pada hari Selasa di Jakarta bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki produk wastra unggulan yang khas dan terus berkembang. Oleh karena itu, pendampingan yang dilakukan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) perajin agar mereka dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
“Kolaborasi ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha dalam mengembangkan produk serta meningkatkan kualitas produk agar memiliki daya saing. Hal ini sejalan dengan semangat peringatan HUT Dekranas ke-44 yang mengusung tema ‘Tumbuh Bersama, Majukan Warisan Bangsa’,” katanya.
Agus Gumiwang juga menjelaskan salah satu hasil kolaborasi yang sudah dilaksanakan, yaitu pendampingan dalam pengembangan motif dan penggunaan pewarna alam pada sentra IKM tenun Padangsidimpuan, Sumatera Utara, pada bulan Maret hingga April yang lalu.
Menurutnya, industri tenun di kota tersebut memiliki potensi kain dengan beragam corak atau motif yang mencerminkan simbol budaya leluhur masyarakat. Oleh karena itu, 10 perajin tenun di Kota Padangsidimpuan dipilih untuk mendapatkan pendampingan agar dapat meningkatkan daya saing mereka.
Lebih lanjut, Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) di Kemenperin, menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan pengembangan sentra IKM tenun telah dilaksanakan melalui tiga tahapan. Tahapan tersebut meliputi pendampingan dalam pengembangan motif dan desain pada tanggal 7-8 Maret, praktik teknik pewarna alam dan prototyping pada tanggal 18-21 Maret, serta tahap monitoring pada tanggal 1-3 April.
Menurut Reni Yanita, kegiatan ini merupakan momentum penting dalam memperkuat industri kerajinan tenun serta meningkatkan aspek teknis industri melalui kolaborasi.
“Ia berharap bahwa kegiatan ini akan memberikan manfaat bagi para perajin tenun untuk meningkatkan potensi mereka sehingga dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal untuk terus berkembang,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor batik dan produk batik nasional pada bulan Januari-Februari 2024 mengalami peningkatan sebesar 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Sementara itu, nilai ekspor tenun ikat mencapai 1,19 juta dolar AS sepanjang tahun 2023, mengalami peningkatan sebesar 32 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 0,91 juta dolar AS.