Kemenperin Mendorong Pengembangan Promosi untuk Varian Cokelat Artisan Indonesia
Kementerian Perindustrian Tengah (Kemenperin) proaktif dalam mengembangkan promosi untuk jenis cokelat artisan dan lokal. Dalam upaya meningkatkan daya saing industri coklat nasional, sebanyak 600 varian rasa unik tersebar di seluruh Nusantara menjadi fokus.
Dalam diskusi “Mengenal Manisnya Cokelat Lokal” di Kota Bogor, Jawa Barat, Edy Sutopo, Direktur Industri Minuman. Hasil Tembakau, & Bahan Penyegar Kemenperin. Menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi produk akhir cokelat artisan dengan kualitas dan rasa yang sama dengan produsen kakao di seluruh dunia. Termasuk di Belgia, seperti Pipiltin Cocoa.
Edy mengatakan bahwa pengusaha muda dapat memberikan kontribusi besar. Pada potensi ekonomi Indonesia jika mereka terlibat di semua tingkat industri cokelat lokal. Sesuai dengan standar klasifikasi internasional, Kemenperin sendiri bertanggung jawab untuk menyediakan anggaran promosi untuk bisnis coklat artisan.
Edy menekankan bahwa kompetisi internasional perlu untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam industri cokelat. Kemenperin berharap ada duta cokelat yang dapat mempromosikan produk coklat Indonesia kepada selebriti dan pejabat.
Irvan Helmi, pemimpin perusahaan Pipiltin Cocoa, mengatakan bahwa kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan peneliti sangat penting untuk memajukan industri coklat lokal Indonesia. Irvan menyatakan bahwa tantangan utama yang harus teratasi adalah visi bersama tentang coklat Indonesia.
Selain itu, ia menyatakan bahwa, meskipun produksi hasil tani kakao per hektare masih rendah. Industri cokelat artisan Indonesia memiliki standar kualitas yang tinggi dari pada dengan cokelat olahan industri.
Meskipun Indonesia memiliki 900 perusahaan olahan coklat dengan kapasitas mencapai 739 ribu ton cokelat per tahun dan 11 perusahaan pengolahan kakao intermedit. Ekspor cokelat Indonesia masih di bawah 100 juta dolar AS, menempatkannya di posisi 42 di dunia. Dengan pangsa pasar di dalam negeri sekitar 1,3 persen, cokelat artisan dapat mencapai 10% dari kebutuhan pasar, tetapi ketersediaan bahan baku terbatas. Edy mengatakan bahwa untuk menjaga potensi ekonomi tinggi industri cokelat Indonesia, orang harus bekerja sama.