Kemenperin Menyiapkan Insentif untuk Melindungi Industri dari Dampak Geopolitik
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merancang insentif impor untuk bahan baku industri yang berasal dari Timur Tengah dengan tujuan melindungi sektor industri dari ketidakstabilan geopolitik global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan pada hari Kamis di Jakarta bahwa insentif tersebut terutama ditujukan bagi industri produsen kimia hulu yang banyak mengimpor naphtha dan bahan baku kimia lainnya dari wilayah tersebut.
Menurutnya, situasi geopolitik global saat ini memiliki dampak yang signifikan, seperti kenaikan harga energi, kenaikan biaya logistik, dan penguatan dolar Amerika Serikat. Hal ini merupakan bagian dari dinamika ekonomi dan rantai pasok global.
“Saat ini, Kemenperin sedang mencari solusi untuk melindungi sektor industri dari dampak konflik yang sedang berlangsung,” katanya.
Menteri Perindustrian menyatakan bahwa relaksasi impor bahan baku tertentu diperlukan untuk memastikan ketersediaan bahan baku, mengingat negara lain juga sedang mencari pemasok alternatif.
Selain memberikan insentif impor bahan baku, pemerintah juga sedang mempercepat langkah-langkah dalam mendalami, memperkuat, dan menyebarluaskan struktur industri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan program substitusi impor dengan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga dapat mencegah pengalihan perdagangan dari negara lain ke Indonesia.
Menteri Perindustrian juga menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi sektor industri untuk mendapatkan kepastian dalam implementasi kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Kebijakan ini dianggap penting untuk meningkatkan daya saing produksi di tengah risiko kenaikan harga energi.
Dia juga mengusulkan peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antara pelaku usaha Indonesia dan mitra negara. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, terutama dolar AS, serta untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah.
Meskipun demikian, Menteri Perindustrian meyakinkan bahwa kondisi sektor industri Indonesia saat ini masih stabil dan terkendali di tengah ketidakpastian geopolitik global.
“Pelaku usaha tidak perlu khawatir. Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kuat, dan pemerintah sedang mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga sektor industri,” kata Menteri Perindustrian.