Kementerian Sosial (Kemensos) bergabung dengan Tim Penanganan Kejadian Keamanan Komputer (CSIRT) untuk Meningkatkan Respons Terhadap Kejadian Siber.
Agus Zainal Arifin, Kepala Pusat Data dan Informasi Kemensos, menyatakan dukungan resmi terhadap pembentukan tim CSIRT di setiap Kementerian/Lembaga (K/L) dalam upaya menjaga keamanan siber. Pihaknya melihat ini sebagai salah satu langkah penting dalam menjaga keamanan di ruang siber.
Sebagai tanggapan atas amanat Presiden Joko Widodo untuk mendorong transformasi digital demi pemulihan global, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan CSIRT. Fokusnya adalah untuk memastikan bahwa akses digital, literasi digital, dan lingkungan digital yang aman setara. Kementerian Sosial berterima kasih kepada BSSN atas dukungannya dalam hal layanan keamanan siber dan berharap kolaborasi positif ini berlanjut untuk menjaga ketahanan siber di Indonesia.
Menurut Hinsa Siburian, kepala BSSN, CSIRT bertanggung jawab untuk mewaspadai ancaman siber dan menangani insiden siber sesuai dengan tanggung jawabnya. Tim CSIRT-Kemensos sangat penting untuk menangani masalah keamanan siber dengan cepat dan terorganisir.
CSIRT melakukan banyak hal, termasuk memberikan layanan reaktif seperti koordinasi insiden, triase insiden, dan resolusi insiden. Mereka juga melakukan layanan proaktif dengan melakukan audit keamanan informasi dan menyebarkan informasi tentang kerawanan, keamanan, dan tren teknologi.
Perwakilan dari 17 kementerian dan lembaga lainnya yang bergabung dalam CSIRT-Kemensos termasuk Kemenko PMK, Kemenko Marves, Kemensos, Kementerian PAN RB, Setkab, Kemendes PDT, Kemenpora, KLHK, Bakamla, BKPM, ANRI, BNPB, BPIP, BNPT, BKKBN, Kemenperin, dan LPP RRI.