Kementerian Pertanian: Program Upland Membantu Petani dan Mencegah Stunting di Indonesia
Sebagai bagian dari upaya untuk mencegah stunting di Indonesia, Kementerian Pertanian mengatakan bahwa proyek Upland meningkatkan kesejahteraan petani dan juga memainkan peran penting dalam meningkatkan asupan gizi masyarakat.
Ali Jamil, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa semua orang memiliki makanan yang aman, sehat, dan bergizi.
Ali menyatakan bahwa dedikasi pemerintah Indonesia untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat atas ketersediaan pangan dan gizi masyarakat ditunjukkan dengan memperkuat cadangan pangan berbasis sumber daya lokal sebagai fondasi untuk membangun cadangan pangan di wilayah Indonesia serta ASEAN.
Menurut Farakka Sari, pengelola Program Upland, selain meningkatkan hasil produksi, program tersebut juga berfokus pada “pengetahuan gizi”. Ini adalah komitmen Kementerian Pertanian untuk mengatasi stunting, yang juga menjadi prioritas Presiden Joko Widodo.
Farakka menjelaskan bahwa tujuan dari Program Upland tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga meningkatkan gizi dan ketahanan pangan keluarga melalui aspek ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan bergizi.
Program Upland Project melibatkan petani, pengusaha, dan pemerintah daerah dalam berbagai upaya perbaikan gizi. Salah satu upaya pertama adalah meningkatkan penganekaragaman komoditas budi daya melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), yang berfokus pada diversifikasi komoditas bergizi, terutama yang ada di lahan pekarangan.
Dia juga menyatakan, “Program Upland memastikan bahwa penerima manfaat berpartisipasi dalam bentuk kelompok. Pada tahun 2022, intervensi ini diberikan kepada 289 kelompok perempuan tani di 13 kabupaten.”
Untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga petani, intervensi yang dilakukan oleh Proyek Upland mencakup pemberdayaan keluarga petani yang melibatkan perempuan dan pemuda. Kelompok tani P2L yang berpartisipasi dalam program ini menerima fasilitas seperti rumah benih atau greenhouse, peralatan kecil, dan peralatan pasca panen.
Selain itu, proyek Upland memberikan pengetahuan tentang cara menjaga rantai nilai sensitif gizi komoditas pertanian selama proses panen, distribusi, dan pengolahan. Pengetahuan ini penting untuk mencegah kontaminasi zat kimia dan mikroorganisme serta mengajarkan teknik penyimpanan yang tepat.
Dia menjelaskan, “Selain menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh petani agar dapat bersaing dengan mitra, juga mempromosikan komoditas atau tanaman yang berkontribusi pada peningkatan nilai gizi masyarakat.”
Upland Project juga mengolah hasil panen untuk mengurangi kerusakan nilai gizi dan meningkatkan umur simpan. Tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, termasuk nilai gizi dalam hasil panen yang siap dimakan.
Farakka Sari menjelaskan bahwa Upland Project juga melakukan intervensi pasar melalui kegiatan yang melibatkan penyadaran gizi kepada pelaku pasar komoditas, terutama untuk komoditas yang dipromosikan, serta nilai gizi dan komoditas pada produk tersebut, seperti organik, sertifikasi HACCP, kandungan fitokimia, dan sebagainya.