Kemudahan dan Tantangan Ketergantungan Teknologi dalam Pembelajaran Maya
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini telah masuk ke ruang privat di seluruh dunia. Sesuai dengan takdir Allah, dunia selalu berubah.
Dalam menghadapi perubahan ini, seseorang memiliki dua pilihan: menjadi pelakunya atau menjadi objeknya. Jika mereka menjadi pelaku, mereka memiliki peluang untuk menang, kalah, atau seimbang. Jika mereka menjadi penonton atau objeknya, mereka memiliki peluang untuk menjadi korban perubahan.
Dengan masuknya ke dalam kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan, ada efek yang baik dan buruk. Dua hal penting yang harus dibahas terkait dengan teknologi dan informasi dalam pendidikan adalah cyber learning, e-learning, digital learning, online learning, dan istilah serupa.
Pembelajaran virtual adalah jenis pendidikan yang menggunakan teknologi dan informasi, terutama internet. Pembelajaran maya membawa dua elemen utama yang perlu diperdebatkan: kemudahan dan EMA (moral, agama, dan etika).
Meskipun kemudahan pembelajaran maya bergantung pada teknologi, masalah etika menimbulkan masalah tersendiri. Pembelajaran maya, misalnya, dapat memberikan keleluasaan tetapi juga meningkatkan ketergantungan pada teknologi, menurut Ustadz Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha.
Merancang metode pembelajaran maya yang autentik yang sesuai dengan lingkungan lokal sangat penting karena konsep pembelajaran autentik lebih populer daripada imitasi, sehingga penentuan metode yang tepat dapat membantu mengurangi ketergantungan yang tinggi.
Bagaimana teknologi dapat mengikuti norma agama, moral, dan etika adalah topik pembicaraan kedua tentang EMA. Oleh karena itu dianggap netral dan bergantung pada tujuan penggunaannya, penting untuk memastikan bahwa penggunaannya dalam pembelajaran maya membawa dampak positif yang lebih besar daripada negatif, terutama yang berkaitan dengan moral, etika, dan agama.
Pembelajaran maya memiliki masalah etika tersendiri, terutama karena alat dan tempatnya berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Islam, misalnya, menetapkan standar moral untuk belajar, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembelajaran maya.
Jadi, pembelajaran maya harus dirancang dengan teliti dengan mempertimbangkan ketergantungan teknologi dan kemudahan akses. Agar pembelajaran maya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada siswa, etika, moral, dan agama harus diintegrasikan dengan baik.