Kenaikan Yesus Kristus, Pesan Toleransi Beragama dan Kasih Berbagi
Pastor rekan Gereja Katedral Jakarta menyatakan bahwa Hari Kenaikan Yesus Kristus memberi pelajaran penting kepada umatnya untuk senantiasa merawat toleransi beragama dan mengamalkan kasih kepada sesama.
“Dalam panggilan kita oleh Tuhan, Dia memilih kita dan mengikutsertakan kita untuk menyebarkan ajaran kasih Allah, untuk membagikan kasih kepada banyak orang dengan cara hidup yang solid bersama umat atau individu yang lemah, miskin, kecil, dan terpinggirkan,” ujar Pastor Rekan Gereja Katedral Jakarta, Yohanes Deodatus S.J, dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta pada hari Kamis.
Romo Yohanes menjelaskan bahwa dalam perayaan Hari Kenaikan yang bertema “Memperkuat Solidaritas dan Subsidiaritas untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama”, tantangan yang dihadapi oleh seluruh umat beragama saat ini adalah menjaga rasa toleransi beragama yang memastikan hak setiap individu untuk menjalankan keyakinannya.
Meskipun undang-undang negara telah memberikan jaminan atas kebebasan individu untuk memilih agama yang mereka anut, Romo Yohanes menyoroti pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai antarumat beragama. Dia mencatat bahwa pemerintah, melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2024 tentang hari libur, telah menyesuaikan nomenklatur dari Isa Almasih menjadi Yesus Kristus sebagai tanda penghormatan kepada umat Kristen Katolik dan Protestan.
“Kita harus bersyukur atas setiap orang, meskipun ada yang mungkin tidak setuju dengan pandangan tersebut. Namun, hal ini patut disayangkan dan menjadi perhatian kita bersama,” tambahnya.
Romo Yohanes menekankan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan, masyarakat seharusnya memahami bahwa sebagai sesama manusia, kita semua memiliki prinsip moral yang sama, terutama dalam hal berbagi kasih, menjalani hidup secara damai, dan mencapai kesejahteraan.
Sebagai pesan akhir, Romo Yohanes mengajak umat beragama untuk bertemu dalam kesamaan moral. Meskipun kita berbeda dalam kepercayaan, kita dapat bersatu dalam prinsip moral yang sama, yaitu keinginan untuk berbagi kasih, hidup damai, dan sejahtera. Karenanya, dia mendorong semua pihak untuk menjaga toleransi dan persatuan tersebut.
Mengambil inspirasi dari kisah Yesus Kristus, Romo Yohanes menggambarkan bahwa Kenaikan Yesus ke surga bukanlah meninggalkan umat-Nya, tetapi untuk terus hadir dalam setiap langkah hidup dan menjadi jawaban atas permasalahan manusia, khususnya dalam menyuarakan cinta dan kasih sayang.
“Dalam perjalanan setelah Kebangkitan-Nya, Yesus tampaknya membutuhkan waktu untuk terus membimbing dan menyucikan diri-Nya, dan masih terdapat kesesuaian antara para murid dan rencana Tuhan,” ucapnya. “Namun, setelah Paskah, Kenaikan Tuhan membawa sukacita dan kedamaian, dan para murid siap untuk disuruh menyebarkan kasih Tuhan dari keluarga, lingkungan, masyarakat Indonesia, hingga ke seluruh penjuru bumi.”