Kenapa Usia 18-25 Tahun Menjadi Masa Paling Tidak Bahagia di Dunia
Studi terbaru mengungkap bahwa dewasa muda, atau mereka yang berusia antara 18 hingga 25 tahun, merupakan kelompok yang paling tidak bahagia di dunia. Penelitian ini, seperti dilaporkan CNBC Make It, dikemukakan oleh Profesor Ekonomi David Blanchflower dari Dartmouth College, yang memperkenalkan konsep kurva kebahagiaan berbentuk U sejak tahun 1970-an. Kurva ini menunjukkan bahwa puncak kebahagiaan manusia biasanya baru tercapai pada usia sekitar 30 tahun.
Menurut makalah terbaru yang ditulis Blanchflower bersama Alex Bryson dan Xiaowei Xu, tingkat kebahagiaan manusia berada pada titik terendah selama masa dewasa muda. Penelitian mereka mengandalkan data dari Sistem Pengawasan Faktor Risiko Perilaku milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dengan fokus pada peserta yang melaporkan stres, depresi, dan masalah emosional selama 30 hari berturut-turut.
Temuan tahun 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 18 hingga 25 tahun mengalami peningkatan signifikan dalam respons terhadap masalah kesehatan mental. Penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa perempuan muda adalah kelompok yang paling sering mengalami gangguan kesehatan mental. Blanchflower menyatakan, “Fakta ini sangat mengejutkan dan menakutkan. Perkiraan saya menunjukkan bahwa 11 persen perempuan muda berada dalam kondisi keputusasaan.”
Salah satu faktor utama yang diidentifikasi sebagai penyebab utama ketidakbahagiaan pada dewasa muda adalah penggunaan media sosial. Blanchflower mencatat bahwa ketidakbahagiaan ini mulai muncul sebelum pandemi COVID-19, dan penggunaan media sosial serta smartphone dianggap sebagai faktor signifikan. “Perubahan kebahagiaan di kalangan muda tampaknya dimulai sekitar tahun 2014,” tambah Blanchflower.
Psikolog klinis dan profesor di Yale School of Medicine, Amber Wimsatt Childs, setuju dengan Blanchflower mengenai peran besar media sosial dalam ketidakbahagiaan dewasa muda saat ini. Wimsatt Childs menjelaskan, “Media sosial telah memperbesar kekhawatiran yang sudah ada, dengan platform seperti Snapchat, Instagram, X (sebelumnya Twitter), dan TikTok yang sering membanjiri pengguna dengan informasi dan perbandingan.”
Wimsatt Childs Mengusulkan 3 Cara Untuk Membantu Dewasa Muda Meraih Kebahagiaan Lebih Besar :
- Tentukan Nilai dan Minat Anda Wimsatt Childs mendorong dewasa muda untuk mengenali dan mengikuti minat mereka. Menjalani aktivitas yang selaras dengan nilai dan minat pribadi dapat meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan.
- Manfaatkan Perbandingan untuk Bersyukur Meski perbandingan dapat menimbulkan rasa tidak puas, Wimsatt Childs menyarankan untuk menggunakan perbandingan sebagai alat untuk bersyukur atas apa yang dimiliki, daripada membandingkan diri secara negatif dengan orang lain.
- Fokus pada Pengurangan Stres Mengurangi tingkat stres penting untuk kesehatan mental. Wimsatt Childs menyarankan untuk menghindari faktor-faktor stres, termasuk mengurangi penggunaan media sosial, menjaga kualitas tidur, dan rutin berolahraga.
Selain itu, Wimsatt Childs menyarankan agar orang tua dan orang-orang terdekat lebih memahami tantangan yang dihadapi dewasa muda. Orang tua diharapkan dapat memberikan dukungan emosional, memvalidasi perjuangan mereka dengan kesehatan mental, dan terlibat dalam aktivitas sehat bersama mereka, seperti diskusi terbuka tentang emosi atau berjalan-jalan bersama.