Kepala Bapanas Menyatakan Pentingnya Bantuan Pangan Beras
Menurut Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), program bantuan pangan beras pemerintah sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan rendah.
Arief mengatakan kepada ANTARA di Jakarta pada Kamis bahwa atribut ini sangat penting dalam kondisi saat ini, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah.
Arief menjelaskan bahwa bantuan pangan beras adalah program pemerintah yang memberikan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah, program ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurut data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kemenko PMK, bantuan diberikan kepada masyarakat berpendapatan rendah (KPM), dengan jumlah bantuan 10 kilogram beras per KPM per bulan.
Bantuan akan berlangsung hingga tahun 2024 setelah dimulai pada tahun 2023. Menurut Data P3KE Kemenko PMK, 22 juta KPM akan menerima Bantuan Pangan Beras 2024 dari Januari hingga Maret. Selain itu, diperkirakan bantuan akan diperpanjang dari Mei hingga Juni jika APBN masih memungkinkan.
Program bantuan pangan beras ini dianggap sebagai salah satu bentuk intervensi pemerintah untuk meredam inflasi, dengan tujuan membantu masyarakat kelas bawah sedangkan tingkat inflasi tetap stabil.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Februari, komoditas beras mengalami inflasi sebesar 0,64% pada Januari 2024, dengan kontribusi terhadap inflasi utama sebesar 0,03%.
Arief menjelaskan bahwa harga beras di 28 provinsi meningkat, sementara di 10 provinsi turun. Peningkatan ini disebabkan oleh kekurangan pasokan di beberapa tempat, terutama karena kerusakan jalan dan cuaca.
Arief mengatakan bahwa pihaknya akan mempercepat produksi beras untuk mengatasi kenaikan harga beras. Ia juga mengakui bahwa El Niño memperlambat proses tanam, yang menyebabkan panen besar tertunda.
Dia mengatakan, “Kami akan mempercepat produksi. Sebelumnya, tanamannya tertunda karena El Nino.”