Kepala Basarnas Minta Personel Maksimalkan Penggunaan Drone dalam Praoperasi
Kusworo, kepala Basarnas, telah meminta karyawannya untuk memanfaatkan secara maksimal drone atau pesawat tanpa awak saat melakukan tugas praoperasi.
Pada rapat kerja nasional yang berlangsung di Jakarta pada hari Senin, Kusworo menyatakan bahwa perlu untuk diterapkan dengan baik dan maksimal. Dia menyatakan bahwa setiap kepala kantor SAR di seluruh Indonesia diminta untuk menerapkan perintah ini dengan maksimal. Saat ini, empat jenis drone yang dilengkapi dengan teknologi sonar pendeteksi panas tubuh tersedia di masing-masing kantor SAR di Indonesia. Teknologi ini dianggap sangat membantu dalam pengukuran operasi seperti kecepatan dan ketepatan.
Pernyataan tersebut didasarkan pada evaluasi operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan oleh tim di lapangan. Salah satu drone terbaru yang dioperasikan oleh Basarnas adalah “drone fixed wing vtol”, yang digunakan untuk misi pengamatan sebelum melakukan operasi SAR.
Salah satu contoh penggunaan drone ini adalah pencarian korban banjir di Danau Toba dan pencarian pendaki yang hilang selama erupsi gunung Marapi di Sumatera Barat. Kusworo menekankan betapa pentingnya meningkatkan kemungkinan keselamatan dan mempercepat penemuan korban yang hilang.
Selain itu, ia menjamin bahwa Basarnas telah bekerja sama dengan pemerintah dan DPR RI untuk mendapatkan peralatan tambahan berbasis teknologi tinggi yang akan membantu menjalankan misi kemanusiaan dengan lancar.
Sebelumnya, Basarnas telah mengajukan anggaran belanja tahun 2024 untuk pengadaan lima jenis peralatan canggih dan canggih. Alat yang dimiliki Basarnas adalah Handles Sonar, Drones SAR, Long Range Radar SAR, dan Remotely Operated Vehicles (ROV). Selain itu, Basarnas terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan personelnya melalui pelatihan dan pendampingan dengan organisasi SAR dari negara-negara terkemuka, seperti AS.