Kepala BKKBN: Meningkatkan Kualitas Kependudukan Melalui Pembangunan Mental Masyarakat Kunci
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa peningkatan kualitas kependudukan bergantung pada pembangunan mental masyarakat.
Pada sebuah seminar nasional daring di Jakarta pada hari Jumat, Hasto menyatakan bahwa selain membangun fisik, kita juga harus membangun karakter masyarakat agar kita dapat mencetak generasi yang unggul dan keluarga yang baik.
Indonesia saat ini menghadapi masalah yang tidak hanya berkaitan dengan jumlah dan kualitas populasi, tetapi juga masalah yang berkaitan dengan kualitas manusia.
Karena tubuh manusia memiliki banyak hal yang bersifat tidak kentara (intangible), termasuk gangguan mental dan emosi, Hasto menekankan pentingnya memperhatikan pembangunan jiwa. Gangguan seperti orang yang berbahaya, hubungan yang berbahaya, dan teman yang berbahaya dapat menyebabkan konflik keluarga dan meningkatkan angka perceraian.
Selain itu, masalah gangguan emosi dan mental ini berkontribusi pada peningkatan jumlah penyalahgunaan narkoba atau napza, yang menjadi perhatian bersama.
Menurut Hasto, Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) masih berfokus pada kuantitas, seperti demografi, tetapi harus memberikan perhatian khusus pada elemen yang tidak kelihatan, seperti layanan kejiwaan.
Hasto mengatakan profil kependudukan harus dilihat dari kualitas, termasuk masalah mental, selain kuantitas.
Ia berharap pemetaan kependudukan secara objektif dan mudah diukur mempertimbangkan kualitas daripada hanya jumlah. Menurutnya, metode mapping yang mengutamakan kualitas ini akan sesuai dengan persyaratan saat ini.
Hasto menekankan bahwa pemda dan seluruh pemangku kepentingan harus tidak berpuas diri, melainkan segera menyusun strategi untuk menghadapi tantangan stunting yang tidak dapat diprediksi ini. Ini dilakukan meskipun angka stunting di beberapa daerah telah menurun.