Kepala Staf Kepresidenan Mengusulkan Indonesia Menjadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, telah mengajukan proposal kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pelatihan petani muda di kawasan Asia Pasifik. Usulan ini disampaikan saat pertemuan bilateral dengan Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Regional FAO untuk Asia Pasifik, Jong Jin Kim, di Kolombo, Sri Lanka, pada hari Jumat.
“Dengan dukungan FAO dan lembaga terkait lainnya, Indonesia berkeinginan untuk mengembangkan pusat riset yang akan menjadi platform bagi pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar negara di Asia Pasifik,” ujar Moeldoko dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Moeldoko menyampaikan tiga gagasan strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik. Pertama, mendorong regenerasi petani melalui pusat pelatihan. Kedua, membangun sistem pertanian pintar (smart farming). Dan ketiga, memperkuat riset dan inovasi dalam bidang pertanian tropis.
Ia menjelaskan bahwa pembentukan pusat laboratorium pelatihan regenerasi petani merupakan bagian dari transformasi sistem agri-food. Di masa kini, semua negara dihadapkan pada masalah serupa, yaitu pertanian yang dijalankan oleh petani yang semakin menua dan kurangnya minat generasi muda terhadap pertanian. Oleh karena itu, diperlukan program percepatan regenerasi petani melalui laboratorium pelatihan sebagai wadah bagi pertukaran ilmu dan praktik terbaik dari berbagai negara di Asia Pasifik, yang kemudian dapat direplikasi melalui jaringan FAO.
Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi pusat laboratorium untuk mempercepat pembentukan petani muda karena negara ini memiliki keunggulan sumber daya alam dan manusia. Selain itu, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan FAO dalam membangun program regenerasi petani yang melibatkan berbagai pihak seperti dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan.
Untuk menarik minat generasi muda, Moeldoko mengatakan bahwa diperlukan pendekatan baru dalam bercocok tanam dengan memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, ia mengusulkan penguatan smart farming sebagai jenis pertanian baru, di mana Korea Selatan dapat menjadi mitra strategis yang dapat memberikan contoh dalam pengembangan smart farming.
Selain itu, Moeldoko juga menyoroti pentingnya investasi dalam riset dan inovasi di bidang pertanian tropis untuk meningkatkan ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik. FAO, melalui Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Regional untuk Asia Pasifik, Jong Jin Kim, menyambut baik dan akan mendukung upaya Indonesia dalam meregenerasi petani, serta berbagi pengalaman untuk menemukan solusi terbaik dalam mengatasi masalah regenerasi petani. Kim juga mengungkapkan bahwa FAO telah melakukan studi tentang saran kebijakan yang dapat menjadi referensi untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap pertanian.