“PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dan PT Bahtera Andalan Gas (Band) menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Pemanfaatan Kapasitas Pipa Gas Bumi.”
PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), afiliasi PT PGN Tbk, dan PT Bahtera Andalan Gas (Band) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk memanfaatkan kapasitas pipa gas bumi.
Di Jakarta, Jumat, Direktur KJG R Mohamad Edwin menyatakan bahwa melalui kerja sama ini, KJG akan berfungsi sebagai transporter dan PT Band akan bergerak di bidang industri dan niaga gas bumi. Dia menyatakan bahwa Band akan menjadi shipper ketiga dari KJG setelah PGN dan Pertamina.
Pemakaian gas dari Blok Muriah diperkirakan sebesar 3-5 MMSCFD.
Untuk membantu bisnis PT Band di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mereka akan memanfaatkan sebagian kapasitas pipa KJG. Ini terutama berlaku untuk memasarkan gas ke pasar-pasar yang sudah ada dengan sumber Lapangan Kepodang. Sebelumnya, gas untuk pasar-pasar Band dipasok dari Wilayah Kerja Lapangan Randugunting.
Band mengirimkan gas dalam bentuk compressed natural gas (CNG) langsung ke industri.
Edwin ingin kerja sama ini segera terjadi. Selain itu, KJG mendukung rencana Band untuk mendapatkan alokasi dari Lapangan Kepodang. Edwin mengatakan bahwa Lapangan Kepodang masih dapat diandalkan dalam produksi gas, dan pipa KJG berada pada posisi strategis sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti listrik dan pengguna lain di sekitar Jawa Tengah.
KJG memastikan pipa pengangkutan gas bumi untuk Band, yang berjarak 200 km dari Lapangan Kepodang dan Wilayah Kerja Muriah.
Untuk saat ini, Band sedang mengajukan permohonan alokasi gas bumi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan melakukan proses pengajuan sebagai pembeli gas kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), SKK Migas, dan pihak-pihak lain di Lapangan Kepodang untuk memastikan pelaksanaan proyek.
Pamiarto Saptosadewo, direktur band, berharap KJG dapat mendukung pergerakan ini karena munculnya pelanggan baru dan meningkatnya permintaan. Ke depan, kolaborasi ini dapat berkembang menjadi perjanjian transportasi gas.
Band didirikan pada tahun 2018 dan merupakan bagian dari PT Super Energy Tbk. Dia memproduksi CNG di pabrik CNG di Rembang, Jawa Tengah. Selain itu, band menerima alokasi gas langsung dari pemerintah untuk Sumur Randugunting II, yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi.
KJG saat ini memiliki dan mengoperasikan fasilitas pengangkutan gas bumi. Fasilitas ini terdiri dari pipa transmisi sepanjang 200 km dengan diameter 14 inci yang menghubungkan sumber gas dari Lapangan Kepodang di Wilayah Kerja Muriah ke fasilitas KJG di ORF Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah.
Edwin menambahkan bahwa sebagai transporter gas, KJG menyalurkan gas dari sumur gas Kepodang milik Saka Energi Muriah ke ORF KJG Tambak Lorok, dan KJG selalu menjaga pipa dan infrastruktur pendukung yang diperlukan untuk menyalurkan gas dari Wilayah Kerja Muriah. Gas ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas Indonesia Power Semarang PGU sebesar 10-25 BBTUD. KJG berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya distribusi gas yang lebih besar.