Ketua MPR Menegaskan Pentingnya Ketahanan Budaya di Era Globalisasi
Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, mengingatkan akan pentingnya upaya membangun ketahanan budaya agar bangsa Indonesia dapat menjaga keaslian budayanya di tengah arus globalisasi.
“Diperlukan kerjasama kita semua dalam membangun ketahanan budaya bangsa. Globalisasi membawa masuknya berbagai pemikiran dan budaya asing. Jika tidak ditanggapi dengan serius, ketahanan budaya kita akan semakin rentan. Lambat laun, kita akan kehilangan akar kebudayaan kita satu per satu,” ujar Bamsoet dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta pada hari Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikannya setelah menghadiri acara peresmian replika Kraton Majapahit di Cipayung, Jakarta Timur, pada Selasa malam.
Bamsoet juga mengapresiasi peresmian replika Kraton Majapahit yang diinisiasi oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono, sebagai bagian dari semangat kebangkitan nasional Indonesia di bidang kebudayaan.
“Kraton Majapahit Jakarta di Cipayung, Jakarta Timur, adalah replika sebagian dari Istana Raja Majapahit yang pernah berdiri di Jawa Timur pada tahun 1292-1526 M. Dengan fasilitas-fasilitas seperti Taman Madakaripura, Pendopo Maharaja Hayam Wuruk, Balairung Mahapatih Gajah Mada, dan Alun-Alun Wilwatikta, Kraton Majapahit Jakarta membawa kembali kejayaan Kerajaan Majapahit sebagai bagian dari bukti bahwa kita adalah bangsa besar dengan kekayaan budaya yang kuat,” paparnya.
Menurutnya, keberadaan Kraton Majapahit Jakarta sangat penting bagi generasi muda Indonesia untuk mempelajari sejarah bangsa. Terlebih lagi, tantangan dari globalisasi saat ini menempatkan nilai-nilai lokal dan kearifan budaya bangsa dalam ancaman.
“Melalui Kraton Majapahit Jakarta, kita dapat menampilkan kembali kejayaan Kerajaan Majapahit kepada generasi masa kini sebagai bukti bahwa kita memiliki warisan budaya yang luar biasa,” tambahnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh berbagai tokoh ternama, seperti Wakil Presiden Ke-6 RI Try Sutrisno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkominfo Budi Arie Setiadi, serta sejumlah mantan pejabat tinggi negara lainnya.