KKP Membuka Peluang Akses Pasar Alternatif bagi Ekspor Udang
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, menyoroti pentingnya meningkatkan akses pasar global untuk membuka potensi pasar non-tradisional. Untuk itu, KKP membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di berbagai negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Mengingat pertumbuhan pasar udang China yang mencapai 6,3 miliar USD pada tahun 2022, Renggono menandai China sebagai salah satu pasar alternatif penting untuk komoditas udang Indonesia.
Trenggono mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif dari para pelaku industri udang, seperti petambak, pemasok, pengolah, asosiasi udang, APRINDO, PPJI, PHRI, dan Horeka, dalam upaya membuka akses pasar alternatif. Menurut Budi Sulistiyo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), analisis pasar udang sedang dilakukan baik di tingkat internasional maupun domestik untuk memberikan informasi rutin kepada pelaku usaha.
Selain itu, KKP mendorong eksportir udang untuk melihat pasar di luar Amerika Serikat untuk menghindari masalah anti-dumping dan tanggung jawab countervailing (CVD). Sebelumnya, KKP telah mengambil tindakan strategis untuk menanggapi tuduhan anti-dumping dan CVD terhadap ekspor udang beku Indonesia ke Amerika Serikat dari American Shrimp Processors Association (ASPA).
Meskipun menghadapi tantangan, KKP terus berusaha meningkatkan daya saing komoditas udang Indonesia di pasar internasional dengan memperkuat kerja sama dan kolaborasi antara pelaku industri dan pemerintah.
Dengan upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka akses pasar alternatif untuk ekspor udang, diharapkan langkah ini dapat membantu meningkatkan daya saing dan penetrasi pasar internasional bagi komoditas udang Indonesia.
Sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri diharapkan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan global dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan sektor perikanan nasional.