KLHK : Peran Penting Lahan Basah dalam Mendukung Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan bahwa lahan basah memiliki peran krusial dalam mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Badi’ah, Kepala Sub Direktorat Pengawetan Spesies dan Genetik KLHK, menyampaikan bahwa aliran air di lahan basah yang kaya nutrien menjadi faktor penting dalam mendukung kelestarian keanekaragaman hayati, khususnya bagi spesies langka.
Diskusi yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah Sedunia di Jakarta, Jumat, menyoroti kepentingan lahan basah sebagai habitat bagi spesies kunci, langka, dan endemik di Indonesia. Badi’ah mencontohkan bekantan, spesies monyet berhidung panjang yang bergantung pada lahan basah untuk mencari makan.
Selain memberikan habitat yang vital, lahan basah juga menyediakan akses mudah untuk air yang sudah terfilter dengan baik, bebas dari sedimen dan polutan. Menurut Badi’ah, spesies endemik di lahan basah mendapatkan manfaat dari ketersediaan pakan yang memadai.
Indonesia memiliki tujuh situs lahan basah yang diakui secara internasional melalui Konvensi Ramsar, termasuk Taman Nasional Berbak, Taman Nasional Sembilang, dan Taman Nasional Tanjung Puting. Lahan basah juga menjadi tempat berkembang biak bagi bekantan, dan ekosistemnya memberikan perlindungan terhadap predator.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nasional (BRGM) menargetkan restorasi lahan gambut seluas 1,2 juta hektare dan restorasi mangrove 600 ribu hektare dalam empat tahun (2021-2024). Pendekatan teknis dan kelembagaan digunakan untuk merestorasi lahan gambut, dengan fokus pada perbaikan lahan yang rusak, penanaman pohon, revitalisasi ekonomi, dan penguatan kelembagaan masyarakat dan desa.
Suwignya Utama, Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, menyebutkan bahwa tahun lalu berhasil menjaga kebasahan 271.721 hektare areal gambut. BRGM juga aktif dalam mencegah kebakaran gambut melalui pemantauan real-time, pembangunan infrastruktur, operasi pembasahan dengan teknologi modifikasi cuaca, dan dukungan kelembagaan.