Petani Lereng Gunung Merapi Boyolali Budidayakan Anggrek untuk Konservasi.
Di Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, komunitas petani berusaha melestarikan flora endemik dengan menanam anggrek.
Joko Susanto, ketua komunitas petani Boyolali, mengatakan bahwa mereka telah berhasil menanam 23 varietas anggrek, termasuk varietas langka seperti Vanda tricolor.
Untuk mendukung kegiatan konservasi anggrek, sebuah rumah kaca berukuran 4×6 meter dibangun. Menurut Joko Susanto, anggrek yang dibudidayakan akan dipelihara di rumah kaca selama 1,5 hingga dua tahun sebelum akhirnya dikembalikan ke habitat asli mereka di Gunung Merapi.
Warga setempat juga membeli anggrek ini untuk ditanam kembali di Gunung Merapi. Dengan demikian, masyarakat secara langsung berkontribusi pada pelestarian flora endemik.
Selain itu, Joko Susanto menyatakan bahwa perusahaan swasta mendukung komunitas petani dalam program konservasi tanaman endemik Gunung Merapi.
Menurut Rama Zakaria, Manajer Hubungan Stakeholder AQUA Klaten, perusahaan telah mendukung upaya konservasi petani dan telah membantu mendirikan Pusat Belajar Konservasi Komunitas (PBKK).
Rama Zakaria menyatakan bahwa PBKK akan menjadi tempat di mana warga dan petani dapat berbicara, melakukan penelitian, dan belajar tentang upaya konservasi. Ia juga menekankan bahwa PBKK akan menjadi lingkungan riset yang dapat membantu masyarakat memperoleh pengetahuan.
Dalam upaya konservasi ini, komunitas petani, perusahaan swasta, dan pemerintah bekerja sama untuk melestarikan tanaman endemik yang sangat penting bagi ekosistem Gunung Merapi.