Konsep Masjid Ramah Lingkungan Muhammadiyah Hemat 30% Air
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah berhasil menghemat sekitar 30 persen pengeluaran air melalui penerapan konsep masjid ramah lingkungan di Masjid At Tanwir yang terletak di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.
“Saat ini, terjadi penghematan dalam penggunaan air sebesar 20-30 persen dari total penggunaan,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, saat dihubungi di Jakarta pada hari Senin.
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa penghematan air dalam konsep masjid ramah lingkungan dilakukan dengan cara menampung air bekas wudu jamaah ke dalam bak penampungan. Air tersebut kemudian dipompa ke dalam sistem daur ulang air, yang selanjutnya digunakan untuk mengisi kolam ikan, menyiram tanaman, dan mencuci kendaraan operasional.
“Dalam konsep ini, air bekas wudu tidak digunakan kembali untuk berwudu, karena memerlukan penelitian lebih lanjut terkait aspek hukumnya,” tambahnya.
Selain penghematan air, Abdul Mu’ti juga menyebutkan bahwa konsep masjid ramah lingkungan ini juga melibatkan penggunaan enam panel surya yang dipasang di masjid tersebut.
Menurutnya, panel surya tersebut berkontribusi sekitar 3-5 persen terhadap kebutuhan listrik masjid dan 10-15 persen terhadap kebutuhan listrik keseluruhan, yang juga mengurangi pengeluaran organisasi sekitar 6-10 juta rupiah.
Humas PP Muhammadiyah, Zainal Abidin, menjelaskan bahwa konsep masjid ramah lingkungan ini merupakan bagian dari upaya organisasi dalam bertindak bijak terhadap lingkungan, khususnya dalam pengelolaan air.
“Kita melihat bahwa di banyak masjid, air bekas wudu seringkali dibuang sia-sia. Oleh karena itu, PP Muhammadiyah memiliki ide untuk mengoptimalkan penggunaan air tersebut,” ujarnya.
Zainal berharap bahwa banyak masjid di Indonesia dapat mengadopsi teknologi serupa untuk merawat lingkungan dan menghemat air. Langkah ini sejalan dengan misi yang dibawa dalam World Water Forum ke-10, yang menekankan pentingnya konservasi air, penyediaan air bersih, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Forum tersebut menargetkan hasil konkret dalam pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil, pembentukan pusat keunggulan dalam ketahanan air dan iklim, serta penetapan Hari Danau Sedunia.