Makna Semboyan ‘Tut Wuri Handayani’ Menurut Ki Hajar Dewantara
“Tut wuri handayani” adalah kutipan terkenal dari Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Ia adalah sosok yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan Indonesia, bahkan menjadi Menteri Pendidikan pertama pada masa pemerintahan Soekarno. Kutipan ini kemudian diadopsi sebagai semboyan pendidikan Indonesia dan diabadikan dalam logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, apa sebenarnya makna dari semboyan tersebut?
Secara lengkap, kutipan “tut wuri handayani” memiliki arti: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Dalam bahasa Jawa, kutipan ini mengandung arti bahwa seorang pendidik harus memberikan teladan di depan, menciptakan semangat di tengah, dan memberikan dorongan dari belakang. Dengan kata lain, makna semboyan ini secara sederhana adalah :
- “Ing Ngarsa Sung Tulodo” : Di depan, seorang pendidik harus memberi contoh atau teladan tindakan yang baik.
- “Ing Madya Mangun Karsa” : Di tengah-tengah, seorang guru harus menciptakan inisiatif atau semangat belajar.
- “Tut Wuri Handayani” : Dari belakang, seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan kepada muridnya.
Ki Hajar Dewantara, yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, memiliki peran penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Aktif dalam Pergerakan Nasional, ia berjuang untuk kemerdekaan dan pendidikan melalui berbagai organisasi seperti Boedi Oetomo, Indische Partij, dan Perguruan Taman Siswa.
Prestasi dan kontribusi Ki Hajar Dewantara membuatnya diangkat sebagai Menteri Pendidikan Indonesia pertama pada masa pemerintahan Soekarno. Ia juga dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional kedua oleh presiden. Hari kelahirannya, 2 Mei, bahkan ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Selain berkiprah dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga menjadi wartawan di berbagai surat kabar dan aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik, seperti organisasi Budi Utomo. Dengan dedikasinya yang luar biasa, Ki Hajar Dewantara telah meninggalkan warisan berharga dalam pembangunan pendidikan Indonesia.