Menurut Yahya Alkatiri, manajer Persebaya Surabaya, regulasi telah menetapkan bahwa pertandingan harus dihentikan sementara ketika lagu-lagu rasis dimainkan di stadion.
Yahya mengklaim bahwa pada pertandingan sebelumnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), ia meminta agar pertandingan dihentikan sementara ketika lagu-lagu rasis terdengar. Menurut Yahya, peristiwa di Stadion Kanjuruhan merupakan ancaman besar dan pelajaran yang dapat dipetik darinya. Ketika dia menjadi saksi di pengadilan, dia mempertanyakan mengapa teriakan rasis terus dilakukan.
Menurutnya, undang-undang memungkinkan pertandingan dihentikan sementara jika lagu rasis dimainkan di stadion. Saat berada di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), dia memintanya, tetapi permintaannya tidak dijawab, dan pertandingan terus berlanjut.
Yahya menjelaskan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Direktur Operasional PT LIB tentang masalah petugas lapangan yang tidak menanggapi protesnya. Ia mengatakan bahwa ketika ia membahas masalah ini dengan petugas lapangan, mereka tidak memberikan tanggapan yang positif, dan itu dianggap berisiko.
Akibatnya, Yahya menekankan bahwa PT LIB harus menyelidiki situasi seperti ini karena sudah ada peraturannya dan lagu-lagu rasis tersebut juga mengandung ancaman pembunuhan, yang merupakan pelanggaran hukum di negara ini.
Selain itu, Yahya meminta pihak berwenang atau polisi untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di Stadion GBK karena dia ingin tahu siapa yang menjadi provokator selama pertandingan antara Persija Jakarta dan Persebaya. Dia berharap rekaman CCTV dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang berusaha merusak sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, dalam pertandingan Liga 1, Persebaya Surabaya kalah 0-1 melawan Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kekalahan ini membawa Persija ke posisi kelima dengan delapan poin, sementara Persebaya tetap berada di posisi ke-15 dengan lima poin.