Manfaat Kesehatan Usus & Pencernaan dari Mengonsumsi Jagung
1 tongkol jagung berukuran sedang dapat menyediakan 88 kalori, 1,4 gram lemak, 19 gram karbohidrat, dan 3,3 gram protein. Dari jumlah karbohidrat tersebut, kandungan serat mencapai 2 gram dan gula alami mencapai 6,4 gram. Jagung tergolong sebagai makanan dengan indeks glikemik yang moderat. Selain itu, jagung juga merupakan sumber tiamin yang baik, serta menyediakan vitamin C, E, dan A, beberapa serat, dan potasium. Konsumsi jagung dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk potensinya untuk kesehatan usus dan membantu pencernaan lancar.
Manfaat untuk kesehatan usus sangat beragam. Jagung kaya akan serat tidak larut, yang dapat membentuk tinja (kotoran) dan mencegah sembelit, menurut informasi dari Cleveland Clinic. Sistem pencernaan Anda memecah bagian dalam biji, yang mengandung nutrisi penting, vitamin, dan serat. Kulit terluar biji jagung yang keras berserat dan terbuat dari selulosa tidak dapat dicerna dan akan dikeluarkan bersama kotoran.
Serat nya juga berperan sebagai prebiotik yang memberi makan bakteri sehat di usus. Ini membantu sistem pencernaan dalam memecah dan menyerap nutrisi dari jagung. Selama proses ini, bakteri dalam mikrobioma usus mengubah menjadi produk yang disebut asam lemak rantai pendek. Asam lemak ini diketahui dapat menurunkan risiko kanker kolorektal, yaitu kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau di bagian paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum).
Selain itu, menurut laporan dari Healthline, ini bisa memiliki potensi manfaat untuk mencegah penyakit divertikular. Penyakit divertikular (divertikulosis) adalah kondisi yang ditandai dengan adanya kantong di dinding usus besar. Gejala utamanya termasuk kram, perut kembung, kembung, dan dalam kasus yang lebih jarang, pendarahan dan infeksi.
Sebuah penelitian selama 18 tahun terhadap 47.228 pria menunjukkan bahwa popcorn dapat melindungi terhadap penyakit divertikular. Pria yang mengonsumsi popcorn dengan jumlah tertinggi memiliki kemungkinan 28 persen lebih kecil untuk terkena penyakit divertikular dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi popcorn dalam jumlah yang lebih sedikit.