Mangrove : Pilar Keanekaragaman Hayati dan Inisiatif Mitigasi Bencana
Perlindungan dan rehabilitasi mangrove terus terlakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Melalui kebijakan dan kerja sama dengan berbagai kelompok. Pembangunan Persemaian Modern Mangrove Kaltim di lokasi Pusat Informasi Mangrove (PIM) Delta Mahakam di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan salah satu upayanya.
Karena pembangunan PIM Delta Mahakam, yang terletak di lahan seluas 25 hektar. Berharap jika dapat menyerap 10.000 hari orang kerja (HOK) per bulan atau 120.000 HOK per tahun. Kapasitas produksi bibit bakau mencapai 10 juta bibit per tahun.
Data KLHK (2021) menunjukkan bahwa 19 persen dari 3,31 juta ha mangrove di Indonesia memerlukan rehabilitasi. Karena dengan pemerintah menargetkan rehabilitasi 483 ribu ha di 9 provinsi prioritas, termasuk Kaltim.
Dengan 3,14 miliar ton karbon biru yang terperkirakan tersimpan di hutan bakau Indonesia. Dan mencakup lebih dari 24 persen dari total luas hutan bakau di dunia pada September 2023. Ini mendukung komitmen Nasional yang Tertentukan (NDC) Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menanam bakau di seluruh pantura Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah. Program Djarum Trees for Life (DTFL) menanam lebih dari satu juta mangrove pada tahun 2021, memberikan manfaat bagi ekonomi dan lingkungan masyarakat setempat.
Di Mangkang, Mangunharjo, Kota Semarang, restorasi Hutan Bakau tidak hanya mengurangi risiko rob dan abrasi, tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal dengan budi daya kerang hijau, keramba ikan, pembuatan batik, dan produksi sirup buah bakau.
Jika sebagai sabuk hijau di pesisir, Hutan Bakau memainkan peran penting dalam mengurangi dampak bencana alam, seperti tsunami. Jika untuk melindungi pesisir Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif di wilayah pesisir, restorasi mangrove merupakan strategi penting.