Masalah Tekstur Makanan Dapat Menyebabkan Anak Menolak Makan
Dr. Tan Shot Yen, pakar gizi komunitas dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa tekstur makanan yang tidak sesuai dengan preferensi anak mungkin menjadi penyebab anak menolak makan atau melakukan gerakan tutup mulut.
Dalam sebuah wawancara di Jakarta pada hari Kamis, dia mengatakan, “Anak mungkin tidak ingin makan makanan yang lembek. Mereka lebih suka makan makanan yang lebih padat. Oleh karena itu, penting untuk membuat makanan yang padat tetapi tetap halus karena ini adalah tahap perkembangan anak.”
Tan Shot Yen juga menjelaskan bahwa faktor lain yang menyebabkan perilaku ini adalah karies gigi dan sariawan, yang dapat disebabkan oleh orang tua yang lupa menyikat gigi anak-anak mereka.
Dia menyatakan bahwa menggosok gigi anak dengan pasta gigi yang mengandung fluoride sangat penting, bahkan setelah giginya tumbuh satu atau dua.
Orang tua juga dapat membantu anak membersihkan mulut mereka dengan handuk hangat atau air hangat jika anak tidak dapat berkumur sendiri.
Menurutnya, tidak perlu memaksa anak untuk berkumur, tetapi Anda dapat membersihkan mulutnya dengan lembut menggunakan handuk hangat atau air hangat. Jika anak belum dapat berkumur, tidak perlu memaksanya untuk berkumur.
Menurut Tan Shot Yen, menjaga rutinitas perawatan gigi ini akan membuat anak merasa lebih nyaman saat gigi mereka tumbuh dan mencegah infeksi jika rongga mulut tidak terjaga dengan baik sejak dini.
Selain itu, penting untuk menjaga gigi susu anak tetap sehat dan tidak penuh dengan karies ketika mereka mulai tukar gigi, biasanya pada usia 6 atau 7 tahun. Anak yang mengalami masalah gigi ini cenderung tidak ingin makan, dan orang tua seringkali menganggapnya sebagai masalah kekurangan vitamin.
Studi yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa penyebab paling umum dari gerakan tutup mulut (GTM) adalah perilaku makan yang tidak sehat dan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia anak.
IDAI mengatakan bahwa masalah ini sering terjadi saat fase penyapihan atau saat memulai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).
IDAI menyatakan bahwa pemberian makan yang benar harus mempertimbangkan beberapa hal: waktu yang tepat, jumlah, dan kualitas makanan; kebersihan saat menyiapkan dan menyajikan makanan; dan kesesuaian dengan tahapan perkembangan anak.
Selain itu, sesuai dengan tahapan perkembangan anak, tekstur makanan dan perbandingan makanan padat dan cair sangat penting.