Melindungi Hutan untuk Mempertahankan Ketersediaan Sumber Air
Ketersediaan Sumber air, baik air tanah maupun air permukaan, dijaga oleh hutan. Hutan adalah lapisan bawah tanah yang menyimpan dan mengalirkan air dan mampu membentuk mata air. Selama proses penyerapan air hujan, hutan mengisi akuifer dan mengalirkan air ke sungai-sungai. Akibatnya, deforestasi dapat mengurangi sumber mata air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pasokan air bagi masyarakat.
Untuk mencegah deforestasi lebih lanjut, pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan program penghijauan setelah menyadari pentingnya masalah ini. Menurut Gubernur Rohidin Mersyah, luas hutan lindung Bengkulu telah berkurang dari 46% menjadi 33%, dengan 13% mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mendorong perempuan dan anak muda untuk berpartisipasi dalam menjaga hutan dengan memfokuskan pada pemanfaatan produk hutan dan ekowisata.
Peran perempuan dan anak muda diharapkan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan mengembalikan luas hutan Bengkulu seperti sebelumnya. Selain itu, program pohon asuh dan adopsi hutan dibuat untuk mendorong warga untuk merawat pohon yang telah mereka tanam.
Pelestarian hutan sangat penting untuk menjaga ketersediaan air dan mengatasi perubahan iklim. Sebagian besar hutan di Bengkulu telah hilang karena aktivitas manusia seperti penebangan dan pertambangan, yang berdampak pada kualitas dan ketersediaan air tanah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membangun bendungan dan sistem penyediaan air minum di seluruh negara.
Diharapkan bahwa pembangunan infrastruktur ini akan memungkinkan masyarakat mendapatkan pasokan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Akibatnya, SPAM Kobema memainkan peran penting dalam menjaga ketersediaan air bersih di Bengkulu, terutama mengingat kondisi air sungai yang tercemar dan kualitas air tanah yang buruk. Dengan menyediakan air bersih dengan harga terjangkau, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.