Mempersiapkan Perjalanan Mudik Aman dan Selamat Melalui Jalan Tol
Bandung, Penjuru – “Mudik Ceria dan Bermakna” Itulah tagline yang diusung pemerintah dalam memfasilitasi perjalanan mudik Lebaran 2024. Jika dilihat potensi jumlah pemudik, antusiasme warga untuk mudik Lebaran kali ini memang luar biasa.
Menurut estimasi Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub), lebih dari 193 juta warga diprediksi akan mudik Lebaran tahun ini. Angka ini meningkat sebesar 60 persen dibandingkan dengan mudik Lebaran tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 123 juta pemudik.
Dari jumlah tersebut, pemudik dari area Jabodetabek diprediksi mencapai lebih dari 28 jutaan. Jutaan pemudik ini akan melakukan perjalanan mudik dengan berbagai moda transportasi, baik itu transportasi umum (darat, laut, udara) maupun kendaraan pribadi, termasuk pemudik dengan sepeda motor.
Pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi roda empat, seperti tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan besar akan memilih untuk melalui jalan tol.
Terlebih lagi, sekarang jalan tol sudah terintegrasi, terutama jalan tol Trans-Jawa (1.782,47 KM) Jalan Tol Trans-Sumatera (884, 45 KM), dan secara keseluruhan jalan tol di Indonesia mencapai 2.835,71 km.
Selain itu, untuk mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR juga akan membuka beberapa ruas tol fungsional di Pulau Jawa, seperti ruas Jakarta-Cikampek II Selatan (8,5 KM), tol Solo-Yogyakarta-YIA (22,3 KM), dan tol Cimanggis-Cibitung (19,65 KM).
Untuk mengoptimalkan pelayanan di jalan tol selama mudik Lebaran ini, BPJT dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan berbagai upaya. Pertama, meningkatkan kualitas jalan tol dari segi layanan, seperti konstruksi, informasi, lalu lintas, transaksi, dan keselamatan.
Kedua, dari segi manajemen lalu lintas, Korlantas Mabes Polri juga akan melakukan beberapa manuver rekayasa, seperti contra flow, one way traffic, dan pemberlakuan sistem ganjil genap.
Semua instrumen ini akan diterapkan jika situasi dan kondisi lalu lintas di jalan tol sudah mencapai level stagnan, dengan volume rasio mencapai di atas 0,8.
Namun demikian, menghadapi kenyataan seperti itu, masyarakat sebagai pemudik dan pengguna jalan tol juga perlu melakukan langkah-langkah antisipasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat dilakukan oleh pemudik antara lain:
Pertama, melakukan mudik lebih awal untuk menghindari arus puncak mudik, yang diperkirakan akan terjadi pada H-4, Sabtu, 6 April 2024. Mudik lebih awal menjadi solusi yang paling rasional, terutama karena BUJT memberikan diskon tarif tol kisaran 10-20 persen untuk pemudik yang melakukan perjalanan pada tanggal 3 – 5 Maret, dan pada arus balik 17 – 19 Maret 2024.
Kedua, perhatikan keamanan dan keselamatan di jalan tol. Kecelakaan di jalan tol, terutama yang mengakibatkan kefatalan, merupakan ancaman serius. Pemudik harus memastikan kondisi sopirnya sehat dan cukup istirahat, serta memeriksa kondisi kendaraan sebelum berangkat.
Ketiga, pastikan saldo kartu tol cukup. Saat saldo kurang, pengguna tol harus mengisi saldo kartu tolnya di pintu tol, karena tidak diperbolehkan menggunakan kartu tol milik pengguna tol lainnya. Hal ini dapat memicu kemacetan di pintu tol.
Keempat, jika jalan tol sudah sangat macet, pemudik sebaiknya mempertimbangkan untuk beralih ke jalan arteri (jalan non-tol), dan beristirahat di rest area di kawasan non-tol untuk menghindari kelelahan dan mengurangi risiko kecelakaan.
Dengan melakukan langkah-langkah antisipasi tersebut, diharapkan mudik Lebaran 2024 dapat berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman bagi semua pemudik.
Selamat mudik, semoga selamat sampai tujuan.