“Pasar Tanah Abang Merasakan Pengaruh Platform Online pada Bisnis Grosir”
Dikenal sebagai pusat grosir busana terbesar se-Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang mulai merasakan dampak pesatnya pertumbuhan e-commerce dan platform media sosial. Pedagang di pasar ini, yang sebelumnya unggul dalam penjualan barang fesyen, kini menghadapi persaingan yang ketat dari platform online seperti TikTok Shop.
TikTok dan platform media sosial lainnya awalnya hanya menampilkan video pendek. Namun, saat ini mereka telah berubah menjadi platform e-commerce yang menjual produk dengan harga yang sangat murah, mengancam bisnis lokal.
Pedagang di Tanah Abang mengatakan bahwa penjualan mereka telah turun drastis karena persaingan dengan TikTok Shop. Mereka merasa sulit bersaing dengan harga murah yang ditawarkan oleh platform online tersebut. Barang yang dijual di Tanah Abang seharga Rp100 ribu hanya dijual di TikTok Shop seharga Rp39 ribu.
Pedagang Tanah Abang mendesak pemerintah untuk menemukan cara untuk membantu mereka bersaing dengan platform online. Mereka berharap dapat kembali sukses karena mereka percaya bahwa TikTok Shop telah mengancam bisnis mereka.
Selain itu, mereka khawatir bahwa produk impor dari China akan membanjiri platform online, mengakibatkan penurunan penjualan produk lokal. Mereka berharap pemerintah dapat menjaga ekonomi domestik dan UMKM dengan membuat peraturan yang kuat tentang transformasi digital.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, mengakui bahwa perlu ada regulasi yang kuat untuk membantu UMKM menghadapi dampak digitalisasi. Dia telah bekerja sama dengan Menteri Perdagangan untuk memperketat peraturan e-commerce dan memastikan bahwa pertumbuhannya menguntungkan bisnis lokal dan warga Indonesia.
Selain itu, pemerintah akan meninjau aturan yang berlaku untuk platform digital di dalam dan luar negeri, serta persyaratan impor khusus. Tujuannya adalah untuk melindungi produk dalam negeri, mengatur arus masuk barang, dan memastikan bahwa barang yang diimpor legal.