Mendorong Kesadaran Masyarakat dalam Memahami Mitigasi Bencana
Provinsi Bengkulu, sebagai daerah yang terletak di zona seismik aktif dan di wilayah cincin api seperti Indonesia, sangat rentan terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami. Wilayah pesisir barat, termasuk Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara, teranggap paling rentan, menurut BMKG. Sosialisasi meningkatkan pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana menjadi fokus utama.
3 sumber utama gempa bumi dekat Bengkulu adalah Subduksi Megathrust, Sesar Mentawai, dan Sesar Barat Sumatera. Mitigasi melibatkan tindakan pencegahan gempa yang kuat. Sesar aktif seperti Sesar Ketahun, Sesar Musi, dan lainnya mencatat banyak peristiwa sejarah, termasuk gempa bumi dan tsunami pada tahun 1833.
BMKG memasang sepuluh alat pendeteksi gempa di Bengkulu dan memiliki sistem sirine peringatan di Kota Bengkulu. Meskipun tidak dapat terprediksi pasti, informasi akurat dari BMKG penting untuk persiapan dan respons. Pemerintah setempat dan BPBD berperan aktif dalam mitigasi dan edukasi kebencanaan.
Selain gempa dan tsunami, Bengkulu juga menghadapi dampak perubahan iklim seperti banjir dan tanah longsor. Program edukasi kebencanaan terjadwalkan untuk dimulai pada 2024. Basarnas Bengkulu mengikuti pelatihan untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami. Tujuan program ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam situasi darurat.
Dengan pemahaman yang meningkat dan upaya mitigasi yang terus terlakukan. Harapannya masyarakat Provinsi Bengkulu dapat aktif berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanganan bencana. Melalui edukasi kebencanaan yang berkelanjutan, berharap setiap lapisan masyarakat, terutama generasi muda, dapat menjadi agen perubahan yang siap menghadapi tantangan dan risiko alam di masa depan. Kesadaran kolektif ini menjadi landasan kuat dalam membangun komunitas yang tangguh dan adaptif di tengah dinamika lingkungan yang selalu berubah.