Mengajarkan Edukasi Seksual kepada Anak di Era Digital, Pendekatan yang Tepat!
Menurut Psikolog Lenny Utama Afriyenti S.Psi M.Psi dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), edukasi seksual bagi anak harus disesuaikan dengan zaman digital saat ini, yang tidak dapat dibandingkan dengan masa lalu yang masih sangat tabu dalam hal informasi seksual.
“Dulu, kita belum memahami tentang pentingnya keterbukaan dan topik seperti ini dianggap tabu oleh generasi orang tua kita. Namun, di era sekarang, generasi Y (usia 30 tahun-an) membutuhkan keterbukaan. Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita tidak mendapatkan informasi yang salah dari media sosial,” ujarnya dalam sebuah diskusi Kesehatan daring pada hari Minggu.
Menurut Lenny, setiap era membutuhkan pendekatan yang berbeda, dengan menekankan pentingnya komunikasi terbuka. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting dalam memberikan informasi tentang kesehatan dan edukasi seksual kepada anak-anak, terutama anak perempuan.
Dia menekankan bahwa orang tua harus membangun hubungan yang erat dengan anak-anak mereka, bahkan ketika anak-anak tersebut sudah mencapai usia di atas 10 tahun. Orang tua harus mengajak anak-anak mereka berbicara dan memberikan edukasi tentang kesehatan perempuan saat mereka mencapai usia tersebut.
“Hubungan yang erat tidak hanya dibangun selama masa pertumbuhan awal (usia 0-5 tahun), tetapi harus terus diperkuat. Jika seorang anak perempuan berusia 10 atau 11 tahun, orang tua harus tetap dekat dengannya, mengajaknya berbicara, memberikan dukungan, dan memastikan bahwa dia merasa aman,” tambahnya.
Sebagai seorang praktisi di RS Permata Depok, Lenny mengatakan bahwa pembelajaran tentang edukasi seksual dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan gaya belajar dan daya serap anak. Misalnya, jika anak lebih menyukai pembelajaran visual, orang tua dapat membelikan buku tentang edukasi seksual yang dilengkapi dengan ilustrasi dan mudah dimengerti.
Orang tua juga diimbau untuk menjelaskan secara terbuka kepada anak tentang proses menstruasi yang akan dialami oleh semua perempuan dan bahwa hal tersebut adalah hal yang normal. Namun, sebelum memberikan edukasi kepada anak-anak, Lenny menyarankan agar orang tua juga memperoleh pemahaman yang cukup tentang topik tersebut agar dapat menyampaikannya dengan tepat kepada anak-anak mereka.
“Jadi, kita harus menjadi yang membuka percakapan. Jangan sampai anak yang pertama kali bertanya. Jika anak sudah bertanya terlebih dahulu, kita harus siap memberikan jawaban yang jelas dan memastikan bahwa anak merasa nyaman dan tidak takut,” pungkasnya.