Mengapa Bisnis yang Menakuti Orang Terus Berkembang dan Menjadi Menguntungkan?
Selama beberapa waktu, bisnis yang melibatkan tema menyeramkan seperti setan, hantu, dan cerita horor telah menarik perhatian masyarakat. Bisnis ini tidak pernah mengalami penolakan sepanjang jalan; sebaliknya, selalu mendapat sambutan yang luar biasa. Semua hal yang berhubungan dengan horor dan elemen supranatural ini telah berhasil menarik perhatian masyarakat. Ini termasuk film horor, konten digital, buku cerita, wahana atau objek wisata, serta restoran, kafe, dan tempat makan dengan tema horor. Ternyata, industri horor terus berkembang karena kebutuhan manusia akan perasaan takut.
Setan, hantu, dan segala hal yang menyeramkan telah berkembang menjadi produk hiburan yang menguntungkan. Mulai dari film horor yang sukses yang menghibur jutaan penonton, seperti “KKN di Desa Penari”, yang menjadi film paling laris sepanjang masa pada awal 2023 dan disaksikan oleh 10 juta orang.
Kita memiliki karakter hantu terkenal seperti Suzanna pada tahun 1980-an, yang bahkan diangkat menjadi serial film karena begitu populer di kalangan penggemar horor.
Figur seperti Marcel Radhival atau The Red Lantern muncul di era media sosial, membongkar praktik penipuan melalui kanal YouTube-nya. Akunnya memiliki jutaan pelanggan, dan video-video yang ia unggah ditonton jutaan kali. Marcel bukan satu-satunya YouTuber yang memiliki banyak pengikut karena konten misterius; Jurnal Risa, Sara Wijayanto, dan Kisah Tanah Jawa adalah beberapa YouTuber lainnya yang memiliki jutaan penonton karena konten mereka.
Meskipun tren penjualan buku fisik mungkin sedang berkurang, buku cerita horor dan mistis juga laris di berbagai toko buku terkemuka. Di luar itu, bisnis yang menjual barang magis seperti keris, jenglot, batu akik, dan lainnya juga sangat menguntungkan.
Rumah hantu dan wahana wisata horor lainnya selalu penuh. Di desa-desa, Tong Setan sering muncul di tengah pasar malam, mengundang warga untuk mencobanya sebagai ajang uji nyali.
Tren ini melibatkan industri makanan dan minuman selain menjadi wahana pengalaman. Restoran dan kafe dengan desain interior yang menggambarkan hantu dan setan dalam berbagai bentuk telah menarik perhatian pengunjung. Bahkan di warung makan pinggir jalan, istilah “setan” sering digunakan untuk nama menu makanan. Seolah-olah bisnis dengan elemen horor akan menarik banyak perhatian.
Namun, alasan apa yang membuat bisnis yang menakuti orang selalu berhasil? Ternyata, manusia membutuhkan sensasi takut yang harus dipenuhi. Seharusnya, kebutuhan ini hanya dimiliki oleh mereka yang telah memperoleh kekayaan, karena mereka mencari ketakutan sebagai hasil dari kehidupan yang terlalu nyaman. Namun, masyarakat dari berbagai kelas ekonomi sudah mencari ketakutan di luar masalah kehidupan sehari-hari.
Menurut Rhenald Kasali, Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, bisnis horor sangat laris karena manusia membutuhkan rasa takut. Karena mereka membutuhkan rasa takut, yang seharusnya menyenangkan, masyarakat menyukai cerita-cerita yang melibatkan setan.
Untuk memahami popularitas industri horor, mungkin diperlukan penelitian ilmiah yang lebih mendalam. Meskipun tidak ada satu pun penjelasan yang dapat diterima untuk alasan mengapa orang menikmati hal-hal horor, psikologi dapat menawarkan wawasan tentang perbedaan unik yang membuat seseorang cenderung menikmati sesuatu yang horor, seperti menonton film.
Tidak mencari sensasi, tidak memiliki empati, jenis kelamin (laki-laki cenderung lebih menyukai film horor), dan perbedaan individu dalam mengatasi ketakutan adalah beberapa faktor yang memengaruhi kenikmatan menonton film horor.
Selain itu, industri hiburan terus mengikuti tren horor untuk tetap menarik, dan banyak orang merasa takut ketinggalan tren, yang membuat industri hiburan untung.
Karena memenuhi kebutuhan manusia menimbulkan rasa takut yang kadang-kadang kita cari, bahkan ketika hidup kita cukup nyaman, bisnis yang menakuti orang terus berkembang dan menjadi sangat sukses.