Mengapa Kucing Hitam Sering Dikaitkan dengan Nasib Buruk atau Pembawa Sial?
Bandung, Penjuru – Warna hitam adalah salah satu warna bulu kucing yang paling umum ditemui, baik itu kucing hitam dengan warna total atau hanya sebagian. Kucing dengan bulu hitam sering menjadi favorit di kalangan pencinta kucing karena keindahan warna bulunya yang hampir sepenuhnya hitam. Namun, di beberapa wilayah, kucing hitam justru dianggap sebagai pertanda buruk atau bahkan pembawa sial.
Mitos atau takhayul seputar kucing hitam adalah salah satu yang paling tua dan bertahan lama dalam budaya manusia. Sebuah laporan dari The Spruce Pets menyebutkan bahwa kucing hitam sering dikaitkan dengan nasib buruk atau bahkan kematian. Pada abad ke-16 di Italia, diyakini bahwa jika seekor kucing hitam berbaring di ranjang seseorang yang sedang sakit, itu merupakan pertanda bahwa orang tersebut akan segera meninggal. Di Amerika Utara modern, melintasnya kucing hitam di depan Anda dianggap sebagai pertanda buruk, dan jika kucing hitam tersebut menjauhi Anda, itu dianggap sebagai tanda yang lebih buruk.
Mengapa kucing hitam dianggap sebagai pertanda buruk?
Ada beberapa alasan di balik persepsi ini. Pertama-tama, hubungan kucing dengan manusia telah berlangsung sejak zaman kuno, di mana di peradaban Mesir kuno, kucing dianggap sebagai simbol ketuhanan, dan dalam mitologi Yunani, dewi sihir Hecate sering digambarkan memiliki kucing sebagai hewan peliharaannya. Kemungkinan hubungan antara kucing hitam dan nasib sial berasal dari persepsi bahwa mereka memiliki koneksi dengan ilmu gaib. Dari catatan sejarah yang dikutip oleh History, kucing hitam dikaitkan dengan inkarnasi Setan sejak abad ke-13.
Selain itu, kucing juga terkait erat dengan praktisi pagan pra-Kristen di Eropa abad pertengahan, yang menghormati alam termasuk tumbuhan dan hewan. Pada titik tertentu, kaitan ini berkembang menjadi kucing hitam, meskipun belum ada alasan yang jelas yang menjelaskannya. Salah satu anggapan adalah bahwa kucing hitam dapat menjadi pemburu tikus yang lebih baik karena mereka tidak terlihat oleh tikus di malam hari yang gelap.
Ketakutan terhadap kucing hitam dan asosiasinya dengan ilmu sihir menyebar luas hingga ke Amerika Utara berkat penjajah Puritan. Di Eropa abad pertengahan, kepercayaan bahwa setan dan penyihir dapat mengambil bentuk kucing hitam memperkuat pandangan bahwa kucing hitam membawa nasib buruk atau kesialan.
Meskipun demikian, gagasan bahwa kucing hitam membawa nasib buruk tidaklah universal. Beberapa budaya justru mempercayai bahwa kucing hitam membawa keberuntungan. Di negara seperti Skotlandia dan Jepang, kucing hitam dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pelaut Inggris dan Irlandia pada masa lalu bahkan sering mengadopsi kucing hitam sebagai anggota kru kapal mereka karena diyakini dapat membawa keselamatan dalam perjalanan laut. Di tempat lain, istri nelayan sering merawat kucing hitam di rumah mereka dengan harapan bahwa kucing tersebut akan membawa suami mereka pulang dengan selamat.
Dengan demikian, persepsi terhadap kucing hitam sebagai pembawa nasib buruk atau keberuntungan bergantung pada budaya dan kepercayaan masyarakat tertentu, dan sering kali terkait dengan warisan mitos dan legenda yang telah berlangsung selama berabad-abad.
