spot_img

Mengapa “Softskill” pada Anak Penting sebagai Persiapan Masuk ke Dunia Kerja

Date:

Mengapa “Softskill” pada Anak Penting sebagai Persiapan Masuk ke Dunia Kerja

Peran Orang Tua : Softskill Sebagai Kunci Sukses di Dunia Kerja dan Sosial

Beberapa orang mudah pindah pekerjaan karena tidak betah di tempat kerja mereka. Ketidakcocokan dengan tempat kerja atau rekan kerja adalah salah satu alasannya. Hal ini sering kali berkaitan dengan kurangnya keterampilan kerja nonteknis, yang juga dikenal dengan istilah softskill. Oleh karena itu, pemahaman orang tua tentang softskill sangat penting untuk membantu anak-anak mereka dalam menghadapi dunia kerja dan sosial dengan baik.

Dalam pertemuan Zoom dengan orang tua bertema “Parenting”, Evi Yulistiowati Pramono, seorang Guru Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menekankan bahwa pemahaman orang tua tentang softskill dapat membantu anak-anak mereka menghadapi dunia kerja dan sosial dengan lebih baik.

Anak-anak yang tidak memiliki keterampilan softskill yang memadai seringkali menghadapi masalah, baik di lingkungan sosial maupun di tempat kerja. Masalah yang seharusnya sepele dapat menjadi masalah besar bagi individu yang tidak dididik dengan baik dalam hal keterampilan hidup di masyarakat.

Seorang remaja yang gagal berkomunikasi adalah contohnya. Jika mereka merasa diabaikan oleh rekan kerja atau atasan mereka, mereka mungkin mengalami kesulitan. Padahal, sumber masalah sebenarnya adalah ketidakmampuan seseorang untuk berkomunikasi atau beradaptasi dengan lingkungan kerja baru mereka.

Evi Yulistiowati, mantan Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMK Kabupaten Bondowoso, memberikan beberapa nasihat kepada orang tua tentang bagaimana membantu anak-anak mereka memperoleh keterampilan softskill yang diperlukan untuk masa depan, terutama di dunia kerja.

1. Membantu Anak Membentuk Konsep Diri yang Positif : Orang tua harus membantu anak-anak mereka mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan mereka agar mereka memiliki konsep diri yang positif. Dengan memahami potensi dan kelebihan mereka, anak-anak dapat belajar keterampilan teknis yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang mereka sukai. Selain itu, hal ini meningkatkan rasa percaya diri mereka dan membantu mereka berinteraksi dengan lebih baik di lingkungan sosial.

2. Pengendalian Diri : Orang tua dapat mengajarkan anak-anak mereka untuk mengendalikan diri dengan memberikan contoh perilaku yang baik, serta bagaimana mengatasi kemarahan dan emosi yang tidak sesuai dalam situasi yang sulit. Dengan pola pengasuhan yang positif, anak-anak dapat belajar mengendalikan emosi mereka dan mengambil tindakan yang bijaksana dalam menghadapi situasi yang sulit.

3. Keterampilan Komunikasi : Keterampilan komunikasi sangat penting untuk berbagai jenis pekerjaan. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka berkomunikasi secara efektif. Ini dapat dicapai dengan mendengarkan pendapat anak dan berbicara tentang berbagai topik dan masalah. Ini membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri dalam berbicara dan menyampaikan pendapat mereka di lingkungan sosial dan tempat kerja mereka.

4. Berpikir Kritis : Orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis, terutama dalam dunia digital. Ini termasuk kemampuan mereka untuk memeriksa informasi dengan cermat, seperti ketika mereka menemukan informasi yang meragukan di media sosial. Dengan mengajarkan anak-anak untuk memeriksa informasi lebih lanjut, mereka dapat menjadi lebih waspada terhadap informasi yang tidak masuk akal.

5. Pengembangan Ide : Ajak anak-anak mengeksplorasi ide-ide pengembangan. Ini bisa berasal dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencari cara kreatif untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat memotivasi anak-anak mereka untuk selalu berpikir kreatif dan menemukan solusi untuk berbagai masalah.

6. Mempertimbangkan Risiko : Anak-anak harus memahami risiko yang terkait dengan setiap keputusan yang mereka ambil. Orang tua dapat membantu anak-anak memahami risiko dengan memberi mereka kesempatan untuk mengalami risiko sehubungan dengan keputusan yang mereka ambil, yang akan membantu mereka memahami konsekuensi dari pilihan mereka.

7. Kerja Tim : Ajarkan anak-anak untuk bekerja sama dalam tim melalui bermain dan belajar bersama. Belajar bekerja sama juga membantu orang tua menjalin hubungan dengan anak-anak mereka.

Semua ini harus dilakukan secara teratur dan berkelanjutan agar menjadi sifat anak-anak dan membekali mereka dengan keterampilan sosial yang kuat dan kepercayaan diri untuk menghadapi dunia luar.

Evie Woro Yulianti, Manager Skills to Succeed dari Save the Children Indonesia, mengatakan bahwa softskill sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak. Softskill menjadi lebih penting untuk membimbing anak-anak dalam menghadapi tantangan zaman sekarang karena orang tua tidak selalu dapat mengawasi anak-anak mereka secara langsung.

Dengan orang tua yang menyadari pentingnya pengembangan softskill, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri, memaksimalkan potensi mereka, dan mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam kehidupan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

bank bjb Raih Penghargaan Top 20 Financial Institution 2024 dari The Finance

JAKARTA – bank bjb terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat posisinya sebagai salah...

bank bjb Jalin Kerjasama dengan PT Geo Dipa Energi (Persero) Terkait Layanan Perbankan

BANDUNG - bank bjb terus memperkuat sinergi dan kolaborasi sebagai bagian dari strategi...

Wujudkan Pertumbuhan Bersama, bank bjb Efektif Setorkan Modal ke Bank Jambi

BANDUNG - bank bjb terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan Bank Pembangunan Daerah...

Bandung bjb Tandamata Resmi Umumkan Daftar Pemain Tim Putri

BANDUNG – Bandung bjb Tandamata resmi mengumumkan daftar pemain tim voli putri...