Mengatasi Hambatan Fisik, Orang Tua Tetap Mampu Menyertai Kegiatan Olahraga Anak
Orang tua dapat mendampingi Olahraga Anak mereka atau berolahraga sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan mereka meskipun mereka menghadapi kesulitan atau keterbatasan fisik. Mencari orang lain yang dapat melakukan tugas tersebut adalah salah satu cara untuk mengatasi hal ini.
Menurut Profesor DR Dr. Rini Sekartini, SpA(K), Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jika orang tua menghadapi kesulitan berjalan atau menggunakan kursi roda, mereka dapat meminta bantuan orang lain untuk melibatkan anak mereka dalam kegiatan fisik. Prof. Rini menyampaikan pandangannya secara virtual pada hari Jumat dalam seminar media dengan tema “Peran Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak secara Optimal serta Manfaat dan Cara Memilihnya.”
Ini juga menekankan bahwa orang tua yang mengalami keterbatasan fisik dapat berpartisipasi dengan berhati-hati dan mendampingi mereka jika mereka mampu melakukan gerakan dasar. Sebagai contoh, orang tua dapat melakukan aktivitas fisik sederhana seperti melempar dan tangkap bola saat mereka duduk di kursi roda.
Rini, bagaimanapun, menyarankan bahwa aktivitas fisik yang melibatkan orang tua dan anak harus mempertimbangkan kondisi fisik, kesehatan, dan kemampuan masing-masing. Orang tua tidak seharusnya memaksakan keinginan anak mereka, terutama jika orang tua mereka menderita kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung.
Dr. Listya Tresnanti Mirtha, SpKO, seorang Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dan Ketua Bidang Penelitian Pengembangan dan Survei Keprofesian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), mengatakan bahwa meskipun orang tua mungkin tidak terlalu tertarik dengan olahraga yang diikuti oleh anak mereka, orang tua harus tetap mendukung mereka untuk berpartisipasi. Dia mengatakan bahwa orang tua harus menunjukkan kepada anak-anak mereka bahwa mereka dapat tetap bergerak dengan keterbatasan fisik.
Olahraga anak seharusnya menyenangkan, menurut Listya. Olahraga anak seharusnya dilihat sebagai proses pembelajaran yang melibatkan kesenangan daripada hanya kemenangan; partisipasi orang tua seharusnya lebih menekankan dukungan dan contoh positif daripada kompetisi dan prestasi anak. Anak-anak akan mendapat manfaat dari dukungan orang tua yang nyata.