Menggabungkan Data Melalui Indeks Desa untuk Membangun Indonesia
Bandung, Penjuru – Pernyataan dari Bapak Proklamator, Mohammad Hatta, bahwa “Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tapi akan bercahaya karena lilin-lilin di desa,” menggarisbawahi urgensi pengembangan desa dalam membangun Indonesia. Pemerintah telah mengambil langkah untuk mengubah desa yang sangat tertinggal menjadi desa yang berkembang, maju, dan akhirnya mandiri.
Pada tahun 2023, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat penurunan signifikan dalam jumlah desa yang sangat tertinggal, serta peningkatan jumlah desa yang berkembang, maju, dan mandiri. Meskipun demikian, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun yang sama menunjukkan ketimpangan yang masih signifikan antara desa dan kota, terutama terkait akses terhadap fasilitas kesehatan dasar dan tingkat kemiskinan.
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kemendes PDTT telah menetapkan target untuk menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan pada rentang 9,9 persen hingga 12,10 persen pada tahun 2024.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pendekatan holistik dalam pengembangan desa. Salah satu upaya yang diambil adalah penyusunan Indeks Desa, yang mencakup enam dimensi pembangunan desa. Indeks ini diharapkan dapat membantu memudahkan evaluasi pencapaian pembangunan desa dan menentukan intervensi kebijakan yang diperlukan.
Pengamat sosial Sofyan Sjaf menilai penerapan Indeks Desa akan memberikan dampak positif dalam pengembangan desa, karena memungkinkan pihak terkait untuk melihat secara lebih terperinci pencapaian pembangunan desa berdasarkan dimensi-dimensi yang telah ditetapkan.
Selain itu, pemerintah perlu membangun sistem pengelolaan data yang baik dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengumpulan dan pengukuran data. Hal ini penting untuk memastikan data yang digunakan dalam pengambilan keputusan berkualitas dan akurat.
Indeks Desa juga memiliki peran strategis dalam mengukur pencapaian rencana pembangunan nasional dan membantu desa dalam menghadapi berbagai krisis di masa mendatang. Selain itu, Indeks Desa dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam mengelola pengembangan desa, perlu diperhatikan pula bahwa sebagian desa telah berkembang menjadi memiliki karakteristik urban. Hal ini menuntut kebijakan yang tepat untuk memastikan fungsi ekologis desa tetap terjaga sambil mengakomodasi perubahan ini. Penguatan ekonomi lokal melalui penyaluran dana desa dan insentif merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong kemajuan desa.
Desa-desa yang telah mencapai status mandiri diberikan keistimewaan dalam alokasi dana desa, yang dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, mengembangkan sektor ekonomi lokal, dan memperkuat keberlanjutan lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan menjaga nyala “lilin-lilin kecil” di desa-desa, Indonesia dapat melangkah maju dalam pembangunan yang merata dan berkelanjutan, sesuai dengan semangat dan cita-cita para pendiri bangsa.
