Mensos : Program Pena Sebagai Solusi Kemiskinan Ekstrem dengan Anggaran Terbatas
Bandung, Penjuru – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena), yang dicanangkan oleh Kementerian Sosial, menjadi solusi penting dalam mengatasi kemiskinan ekstrem, meskipun anggarannya terbatas.
Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui rilis resmi Kementerian Sosial di Jakarta pada hari Jumat, ia menjelaskan bahwa Program Pena memberikan bantuan sosial berupa permodalan usaha dengan maksimal Rp5 juta, serta pendampingan untuk membantu para penerima manfaat mencapai kemandirian ekonomi.
“Kita sulit mengatasi kemiskinan ekstrem dengan anggaran yang sangat terbatas Rp450 ribu per bulan. Karena itu harus ada terobosan,” ujar Mensos.
Tri Rismaharini berharap agar para penerima bantuan sosial dapat menjadi mandiri dengan memperoleh penghasilan di atas upah minimum kabupaten/kota.
Sejak diluncurkan pada November 2022, Program Pahlawan Ekonomi Nusantara telah menyasar ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) yang sebelumnya menerima bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan non-tunai (BPNT), sembako, Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi), dan bantuan lainnya.
Hingga tahun 2023, Program Pena telah menggraduasi sebanyak 10.073 KPM, sedangkan selama tahun 2024 hingga Maret telah menggraduasi 11.260 KPM, sehingga total lulusan dari tahun 2023 hingga Maret 2024 mencapai 21.333 KPM.
“Meskipun sudah diluluskan, tetap kami pantau, bahkan kami waspadai agar jangan sampai mereka pendapatannya turun lagi di bawah UMK,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa anggaran untuk Program Pena tahun 2024 hanya mencukupi untuk 85.000 keluarga penerima manfaat. Namun, Kementerian Sosial menargetkan dapat menggraduasi 100.000 keluarga penerima manfaat, yang berarti mereka tidak lagi memerlukan bantuan sosial dan sudah dapat mandiri dengan penghasilan di atas UMK.