Menteri Investasi : Fondasi Makro Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, fondasi makro ekonomi Indonesia tetap kuat, kata Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia menjelaskan bahwa konsumsi sebesar 53%, investasi sekitar 29–30 persen, dan sisa belanja pemerintah dan ekspor-impor mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Bahlil, berdasarkan hasil investasi hingga saat ini, tampaknya target investasi tahun ini sebesar Rp1.400 triliun dapat tercapai. Selama kuartal ketiga, realisasi investasi telah mencapai lebih dari Rp300 triliun. Jika pertumbuhan investasi ini tetap di atas 10% secara quarter-on-quarter (qoq), pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dapat meningkat di atas 5%.
Selain itu, Bahlil mengatakan bahwa peningkatan lapangan kerja akan meningkatkan konsumsi. Dengan mengingat keadaan ini, ia yakin bahwa tujuan investasi tahun 2023 dapat dicapai.
Menurut data dari Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi selama kuartal ketiga tahun 2023 mencapai Rp374,4 triliun, tumbuh sebesar 21,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi juga menarik 516.467 tenaga kerja Indonesia.
Secara khusus, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp196,2 triliun (52,4%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp178,2 triliun (47,6%) menunjukkan pertumbuhan tahunan (yoy) sebesar 16,2%.
Selain itu, menurut data dari Kementerian Investasi/BKPM, investasi di luar Jawa mencapai Rp545,8 triliun, atau 51,8 persen dari total investasi sebesar Rp1.053,1 triliun dari Januari hingga September 2023, sementara investasi di Jawa mencapai Rp507,3 triliun, atau 48,2 persen.